Sunday, October 23, 2011

Cinta Satu Malam, Aerobik di Minggu Pagi dan Post-Mo Informal Distribution Channel

Di hari Minggu pagi ini tanggal 23 Oktober 2011, entah kenapa, mendadak saya punya keinginan untuk ikut senam aerobik yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan Ritel di dekat rumah saya.  Sebuah terobosan baru untuk saya pribadi yang lebih suka kegiatan alam bebas sebagai olahraga.

Setelah menyaksikan film kartun Batman yang merupakan tokoh favorit saya di salah satu saluran TV swasta, segera saya bergegas menuju lokasi  yang ternyata sudah dipenuhi oleh mereka yang juga berpikiran sama.  Waktu telah menunjukan pukul 6.10 pagi.  Suara musik pun telah terdengar dari kejauhan menyongsong kedatangan saya ke lokasi.

Tak lama melakukan olah gerak aerobik, keringat pun bercucuran sambil berusaha mengikuti gerakan yang dicontohkan instruktur.  Maklum, baru pertama kali ikut.  Gerakan demi gerakan terus dilakukan mengikuti irama house music mulai dari lagu berjudul "Cinta Satu Malam", "Menunggu", "Trouble is a Friend" sampai lagu Sunda yang bahkan saya tidak tahu judulnya.

Seraya berusaha mati-matian mengikuti gerakan instruktur, saya pun merasakan aura positif dari kebanyakan peserta yang ada.  Mayoritas peserta adalah kaum hawa, khususnya para ibu yang dengan berbagai alasan mengikuti acara ini dan tentunya merupakan target market dari perusahaan Ritel tersebut.

Sebagai back ground dari acara senam aerobik ini adalah para peserta disuguhkan dengan pemandangan para staff perusahaan Ritel sedang mempersiapkan diri untuk membuka toko karena memang justru di Minggu pagi ini mereka buka pukul 7 pagi.  Tentunya hal tersebut menjadi hidden advertising tersendiri di hadapan pelanggan maupun calon pelanggan betapa perusahaan Ritel tersebut bahkan telah siap melayani di pagi hari.

Di dalam dunia modern yang chaos, pluralistik serta labil ini, berbagai macam cara ditempuh oleh para pebisnis untuk mengoptimalkan strategi Distribution Channel atau Saluran Distribusi-nya.  Salah satunya adalah menggunakan Post-Modern Informal Distribution Channel using Community Channel seperti ini.

Komunitas yang terbentuk atas inisiatif orang perorang secara bersama, setara dan horisontal memang merupakan tempat ampuh untuk memasarkan diri karena sifat informal tersebut.  Hal ini juga sejalan dengan style orang Indonesia yang suka berkumpul, bersosialisasi atau mengasosiakan diri mereka dengan sesuatu hal yang diyakini, digandrungi atau disukai.

"Anda adalah komunitas yang anda ikuti" memang merupakan salah satu bentuk trend modernitas yang ada.  Jika anda ingin tahu karakter seseorang, lihatlah komunitas yang diikutinya. 

Terus terang juga, dimana lagikah seorang eksekutif muda bergaji puluhan juta rupiah perbulan bisa mengobrol tanpa batas dengan suasana akrab dengan seorang anak SMA kalau bukan di komunitas.

Bahkan komunitas pun bisa menyelamatkan suatu produk tertentu, seperti yang dialami oleh salah satu produsen motor gede (moge) kaliber dunia. Atau bisa menghimpun sesuatu yang diinginkan agar terjadi, misalnya komunitas pencinta Iron Maiden yang sukses mendatangkan band tersebut ke Indonesia.

Sudah jelas tidak ada yang gratis di dunia ini, apalagi bagi pebisnis.  Dengan menyelenggarakan senam aerobik di Minggu pagi ini tentunya ada biaya atau cost yang harus dikeluarkan, seperti honor instruktur misalnya.  In return, tentunya mereka mengharapkan adanya timbal balik, berupa customer loyalty untuk tetap setia menjadi pelanggan (bukan hanya menjadi pembeli) di perusahaan Ritel tersebut.

Kata Ritel sendiri berasal dari bahasa Perancis "ritellier"  yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Dalam contoh sederhana seperti sebuah kue ulang tahun berbentuk bundar untuk kemudian dipotong-potong kecil.  Indonesia dengan penduduk terbanyak nomor 4 di dunia merupakan pasar Ritel yang menjanjikan, baik Ritel Tradisional maupun Ritel Modern.

Tipe persaingan bagi perusahaan Ritel yang cenderung head to head offensive attack memang mengharuskan bagi para pebisnis, bukan hanya perusahaan Ritel, untuk "memelihara" para pelanggannya untuk tidak gampang "ke lain hati".  Hal tersebut juga dikarenakan cost untuk "memelihara" pelanggan lama jauh lebih murah dibandingkan cost untuk "mencari" pelanggan baru.

Dan usaha yang dilakukan oleh perusahaan Ritel tersebut memang telah memenuhi kaidah prinsip Ekonomi, Marketing serta Logistik sekaligus.  Modal minimal, publicity, cost efficiency, CSR serta customer satisfaction yang bermuara kepada positioning perusahaan Ritel tersebut untuk mendukung kekentalan Brand Equity.

Senam aerobik tersebutpun berakhir dengan ucapan terima kasih dari instruktur mewakili perusahaan Ritel sambil menginformasikan kepada para peserta untuk mengambil air mineral gratis.  Merknya?  Sudah tentu air mineral bermerek private label perusahaan Ritel tersebut.


Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E., M.Si
Logistics Expert

e-mail/FB/Twitter: didiet.hidayat@yahoo.com








2 comments:

  1. tulisan2 nya bagus pak.. ternyata bakat terpendam toh..xixiixixiii

    ReplyDelete
  2. Salam kenal gan,,,
    Acaranya pasti seru... Oh ya, Instruktur senamnya siapa ya? Hmb.. Sekaliyan mohon infonya ya tentang baju senam wanita yang baik untuk aerobik... :)
    -Thanks-

    ReplyDelete