Monday, April 23, 2012

Afiqa, Ber-BB, Berbehel dan Berponi ....

Rabu, 11 April 2012 16.43 WIB
(Management – Quality) -  Adalah Afiqa yang sekarang sudah menginjak usia remaja sehingga apabila diibaratkan sekuntum bunga yang mulai mekar ceria meskipun masih belum menuju kematangan kedewasaannya.

Afiqa tidaklah sendirian lagi dalam menghabiskan waktunya atau sekedar bermain boneka, ia kini sedang senang-senangnya hangout dengan teman-temannya, baik di mall, cafe atau konser, apakah sekedar chit-chat atau mencari identitas diri.

Jika anda mencoba mencari sosok Afiqa, dijamin anda akan menemui sedikit kesulitan karena adanya kesamaan diantara Afiqa dan teman-temannya.  Sebuah kesamaan penampilan yakni berBB, berbehel dan berponi.

Bahkan Afiqa dan teman-temannya inipun mempunyai suatu posisi tidak ergonomis yang khas, yaitu membungkuk seperti menghormati senior atau kepala sekolah yang sedang lewat di hadapan dan bisa melakukan oto acting, yaitu senyum-marah-manyun-tersipu sendiri.  Bahkan terkadang menangis juga bisa dilakukan sambil tetap memandangi layar BB-nya dengan perasaan sayang.  BBF artinya sekarang bukan Best Friend Forever lagi melainkan BB Forever, kata Afiqa sambil tetap memantau layar BB-nya.

You are what you type  Begitulah pribahasa jaman sekarang.  Janganlah ragu untuk selalu mengupdate status meskipun sedang ke rest room.

Ujung ibu jari Afiqa dan teman-temannya yang mulai agak kapalan pun sangat terlatih untuk menekan tuts di keypad yang kecil.  Sehingga memungkinkan adanya peluang bisnis baru berupa perawatan ibu jari di salon terkemuka agar tetap pada kondisi steady dan tidak cantengan.

Sungguh, kemiripan Afiqa dengan teman-temannya seperti kata pepatah bagaikan mencari jarum di toko roti.  Bukannya mendapatkan jarum malah mendapatkan berat badan naik.

Persamaan diantara Afiqa dan teman-temannya inipun mengingatkan saya akan adanya pasar bebas ASEAN untuk beberapa produk dan jasa, yang akan didahului oleh pasar bebas SDM Logistik ASEAN di tahun 2013.  Pelaksanaan pasar bebas ASEAN akan mempunyai impak sekaligus tantangan bagi para pelaku bisnis khususnya Logistik.

Betapa tidak, diperkirakan bahwa bisnis, khususnya Logistik dan Supply Chain di Indonesia akan menjadi ‘generik’ seperti penampilan Afiqa dan teman-temannya.  Semua akan memberikan services, harga, SOP bahkan platform kerja yang generik juga.

Lantas dimanakah perbedaan serta competitive advantagenya?  Untuk itu, iinkanlah saya mencoba sharing akan hal-hal yang menjadi pembeda bisnis yang satu dengan yang lain.

Yang pertama adalah kualitas SDM nya.  Benar, bagi sebagian besar pengusaha masih melihat SDM sebagai pedang bermata dua, sebagai cost dan asset.    Sehingga apabila terjadi pengurangan cost dalam suatu perusahaan, umumnya yang ikut dipotong adalah biaya training atau pelatihan.  Bahkan tak jarang diiringi pandangan apabila seorang pegawai ditraining maka siapa yang akan bisa menjamin loyalitasnya dengan tetap stay di perusahaan dan bukannya mencari peluang baru di perusahaan saingan sejenis.

Pandangan tersebut dapatlah diterima karena memang tidak ada yang menjamin tetap stay nya seorang pegawai meskipun terkadang di sertai dengan kontrak atau perjanjian kerja paska training.  Saya tidak akan memperdebatkan mengenai masalah ini, karena yang saya ingin sampaikan sesuai paragraf sebelumnya adalah kita berada di pasar bebas ASEAN yang artinya kompetisi menjadi semakin ‘kejam’ dan masif.

Hambatan lain dalam pengembangan kualitas SDM, khususnya di bidang Logistik dan Supply Chain adalah biayanya yang menurut sebagian besar pebisnis cukup mahal.  Pertanyaannya mahal dibandingkan dengan apakah?  Apakah lebih mahal dibandingkan dengan ambruknya perusahaan yang sudah lama dirintis atau lebih mahal dibandingkan dengan pusing kepala yang akan dialami oleh para pebisnis akibat persaingan bebas ini?  Jawabannya silakan anda hitung dahulu secara angka.

Pelatihan pengembangan kualitas SDM di bidang Logistik dan Supply Chain seperti yang dilakukan oleh salah satu School of Supply Chain and Logistics in Indonesia dengan program sertifikasi profesionalnya kiranya dapat dijadikan suatu acuan.

Memang konsep SDM Logistik dan Supply Chain yang mumpuni adalah linear baik dari pendidikan akademisi maupun terapannya.  Namun, mengingat pasar bebas sudah didepan mata, sambil menunggu konsep pendidikan akademisi adalah keputusan bijaksana untuk ‘mengupgrade’ kemampuan SDM di sisi terapan atau praktisinya terlebih dahulu.

Selain itu tentunya lebih menyenangkan mempunyai SDM dalam artian kualitas dan kuantitas yang mencukupi, tidak lebih apalagi kurang.  Pas dan Just In Time.  Buatlah tenaga SDM anda dengan konsep minimalis.  Sudah tidak jamannya lagi memiliki struktur organisasi yang ‘overweight’, sekarang jamannya ‘slim’ dan ‘gesit’.  It’s time to get shape and move on.

SDM mumpuni merupakan aset yang sangat berharga dan menjadi pembeda bisnis anda bagi kepuasan pelanggan.  Sedangkan hal kedua yang menjadi pembeda bisnis anda adalah penerapan IT dalam suatu organisasi bisnis, khususnya di Logistik dan Supply Chain.  Mirip dengan pandangan akan SDM, masih banyak pebisnis yang melihat bahkan mendengar ataupun merasakan bahwa IT hanyalah semata-mata cost, cost dan cost.  Memang harus diakui bahwa implementasi IT diawal cukup membuat banyak kehilangan nafsu makan dan susah tidur jika melihat dana yang harus dikeluarkan.  Yang ingin saya paparkan adalah apakah anda ingin lebih kehilangan nafsu makan dan susah tidur yang notabene membuat risiko penyakit tukak lambung akut jika bisnis yang anda miliki harus terpinggirkan akibat ke’cupu’an anda?

Bukan berarti anda harus menyewa atau membeli suatu program IT berharga ribuan dollar yang tidak sebanding dengan bisnis anda.  Bukan itu, karena program IT yang bagus untuk bisnis adalah yang sesuai dengan yang anda butuhkan sekarang dan mempunyai kemampuan untuk dikembangkan di masa mendatang tanpa merubah platform yang telah ada sekarang.

Program standar seperti WMS (Warehouse Management System), TMS (Transport Management System) maupun lainnya dapatlah anda diskusikan dengan para pebisnis software untuk disesuaikan dengan budget anda.

Penggunaan IT dalam konsep Logistik selain untuk mempercepat lead time adalah untuk menekan cost secara jangka panjang.  Jadi sebenarnya anda sedang membuat program untuk penghematan disisi cost dan peningkatan kualitas disisi lainnya.  Sekali lagi, pilihannya tergantung anda.

Penggunaan IT yang mumpuni akan semakin meningkatkan kepercayaan pelanggan jika anda pintar memanfaatkannya.

Hal ketiga adalah transparansi.  Mengapa demikian?  Tentunya dengan maraknya penggunaan IT – serta SDM mumpuni – akan menimbulkan suatu iklim bisnis positif yaitu semakin transparansi.  Adalah para pelanggan anda yang akan semakin mempercayai anda dan SDM anda karena informasi yang mereka dapatkan sebagai bagian dari proses komunikasi akan mereka dapatkan langsung dengan bantuan program IT yang anda miliki.

Tidak perlu repot menelpon maupun mengirimkan fax untuk konfirmasi, tinggal sign-in, lantas terpampanglah informasi bisnis yang diinginkan.  Semudah itu.  Tentunya harus disetting tinggal privacy dan kerahasiaannya sesuai dengan yang anda inginkan.

Adalah naluri manusia untuk berbisnis dengan orang yang lebih mereka percaya diantara banyak orang yang mereka percaya.

Akhirnya, ijinkanlah saya mengakhiri tulisan ini karena sudah terdengar panggilan masuk ke studio sebuah bioskop untuk menyaksikan pertunjukan film “Love is You” nya Cherry Belle.  Memangnya hanya Afiqa dan teman-temannya saja yang bisa gaul?

*Tulisan diilhami oleh GD – mahasiswa S1 Konsentrasi Manajemen Logistik & Material 2008 sebuah PTS dan telah dimuat di http://managementdaily.co.id/column/index/category/quality_management/2448 *

(Didiet Hidayat /IK/vbm)
@Didiet_Hidayat
e-mail/FB/YM/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com