Wednesday, January 18, 2012

Indonesia Logistics Outlook 2012: Constraint And Not Barrier, Please ...



Ada satu hal menarik dalam acara media gathering “Indonesia Logistics Outlook 2012” yang telah diselenggarakan oleh Frost & Sullivan bekerja sama dengan ALI (Asosiasi Logistik Indonesia) pada hari Selasa, 17 Januari 2012 di hotel Inter Continental Jakarta bahwa strategi dalam menghadapi Pasar Bebas SDM Logistik ASEAN yang dimulai tahun 2013 sebagai bagian dari ASEAN Free Trade adalah kita harus menciptakan constraint dan bukan barrier.

Hal ini sebaiknya menjadi langkah nyata dalam pelaksanaan di Indonesia dengan mengambil contoh sebagai berikut, andaikan para professional asing (baca: WNA) juga diharuskan mempunyai keahlian semacam “TOEFL” untuk penguasaan bahasa Indonesia sebagai syarat untuk bekerja di Indonesia.  Dengan didasarkan bahwa orang Indonesia juga “diwajibkan” untuk memiliki semacam “TOEFL” dalam hal penguasaan bahasa Inggris. So, why not?

Saya bisa bayangkan betapa banyaknya animo orang asing belajar bahasa Indonesia jika dijadikan sebagai salah satu persyaratan – dan tentunya kita juga harus belajar bahasa Inggris sebagai penyeimbang – akan membuat orang Indonesia juga merasa “dilibatkan” dalam berbisnis dan bukan hanya sebagai pendengar yang ‘baik’.   Merupakan suatu ide juga jika kita berhadapan dengan orang asing, maka kita berkomunikasi dengan menggunakan bahasa kebalikannya, alias orang asing itu dipersilakan berbicara dalam bahasa Indonesia sementara kita merespon dengan bahasa Inggris. 

Sebagai langkah awal, dapat dilakukan dengan membuat bilingual segala macam rambu/instruksi/perintah/marka/slogan/jargon sehingga membuat orang kita terbiasa dengan bahasa Inggris.  Di sisi lain, bukan hanya bisnis Logistik yang akan menjadi lebih baik, tapi bisnis lainnya seperti Pariwisata, Pertanian, Pendidikan dan lainnya.  Bukankah suatu kenyataan jika sampai hari ini masih ada orang di belahan dunia lainnya yang masih belum pernah mendengar ada suatu negara bernama Indonesia. 

Alangkah baiknya jika kita semua dapat membayangkan, melihat bahkan mendengarkan jika orang kita berhasil “mengekspor” diri mereka sendiri sebagai top eksekutif bahkan pengusaha sukses di manca negara dan bukan hanya sebagai tenaga kerja informal saja.  Sehingga kita penuhi belahan dunia ini dengan orang Indonesia, bahasa Indonesia serta kebudayaan Indonesia.

Tentunya orang Indonesia juga harus menyadari bahwa penguasaan bahasa Inggris yang baik dan memenuhi persyaratan untuk bisnis akan memberikan ‘kekuatan’ bagi kita sendiri sebagai ‘bargaining power’ untuk menjadi tuan rumah di rumah sendiri, tentunya kemampuan berbahasa asing seperti bahasa Mandarin, Arab, Jepang, Korea dan lainnya sangatlah tidak bisa dikesampingkan.  Tidak ada usia yang terlalu tua untuk belajar.

Selain kemampuan berbahasa Inggris (dan bahasa lainnya), tentunya kemampuan untuk lebih memahami apa itu Logistik dan Supply Chain secara konseptual dan praktikal juga sangat diperlukan baik untuk sisi akademisi maupun praktisi.  Contoh nyata adalah pengetahuan mengenai Multimoda yang mengharuskan seorang untuk memahami tipikal lebih dari satu moda pengangkutan.  Sebelum kita membicarakan lebih jauh tentang Multimoda, marilah kita melihat satu kondisi standar yang ada di masyarakat kita umumnya, yaitu “Logistik itu apaan sih?”  

Adalah salah satu pekerjaan rumah kita bersama untuk memberantas “buta huruf Logistik” dengan program kejar paket A, B bahkan C ala Logistik berupa sosialisasi melalui media online maupun offline, gathering, konferensi, expo bahkan sampai mempunyai lulusan Diploma maupun Sarjana Logistik dan dilengkapi dengan kualifikasi sertifikasi Ahli Logistik seperti yang telah dirintis oleh Asosiasi Logistik Indonesia dengan Sembada Pratama – The 1st School of Supply Chain and Logistics in Indonesia pada tanggal 10 bulan 10 tahun 2010 di pukul 10 pagi lewat 10 menit.

Satu hal yang mencolok dari kita adalah ketidakmauan kita untuk berintegrasi atau sinergi dengan memakai prinsip nenek moyang kita yakni prinsip ‘sapu lidi’.  Seakan lautan yang membentang itu menjadi penghalang dan bukan penyatu.  Untuk itulah mindset yang ingin dikemukakan dalam Logistik adalah Maritime Based Logistics, tentunya dengan peran serta semua stakeholder yang terlibat tanpa terkecuali.  Perasaan tersisihkan oleh peranan Maritime sebagai backbone janganlah pernah ada, karena kalau perasaan itu masih ada terdapat jalan keluar yang lain, yaitu kita uruk semua lautan di Indonesia menjadi daratan dan masalahpun selesai.  Jadi kita bisa jalan kaki dari Bekasi Jawa Barat ke Menado di Sulawesi Utara.

Betapa Indonesia yang notabene seharusnya menjadi negara Maritim terbesar di dunia malah mengimpor ikan atau hasil laut dari luar.   Kekurangan di bidang Cold Chain memang sangat telak membuat kita serba salah, mirip seperti tokoh penjual ikan Odralfabeti dan istrinya Telosubmarine dalam komik Asterix dan Obelix yang ‘ngotot’ mengimpor ikan dari luar desa Galia meskipun di depan desa mereka ada lautan lepas.  Dengan manisnya penulis komik ini terkadang menggambarkan betapa sering terjadi keributan di desa Galia tersebut yang berawal dari depan toko ikan tersebut.  Seperti itulah kira-kira gambaran yang terjadi di Indonesia. 

Indonesia dengan tingkat pertumbuhan ekonomi di 2011 sebesar 3,5% dengan tingkat inflasi 2,7% merupakan ladang emas yang menggiurkan di tengah kelesuan ekonomi dunia, khususnya di Eropa dan Amerika.  Ibarat bunga desa yang cantik jelita yang menjadi idaman laki-laki, baik yang belum maupun yang sudah beristri.

Laki-laki normal mana yang tidak menginginkan pasangan yang  tidak menjemukan dipandang, menyenangkan sebagai teman bicara - baik pembicaraan biasa maupun curcol – membanggakan untuk diperkenalkan.  Kira-kira seperti itulah yang diinginkan oleh insan Logistik Indonesia yaitu mempunyai Logistik yang seksi.  Terus apa yang akan diperoleh oleh insan non Logistik Indonesia jika Logistik seksi?  Jawabnya produk yang berkualitas dengan harga terjangkau serta distribusi yang merata. 

Jika diijinkan, saya melihat Logistik sebagai suatu sisi yang berjenis kelamin perempuan – tanpa bermaksud gender - sehingga dapatlah kita mendengar maupun membayangkan Logistik sebagai Putri Indonesia yang baik hati dan tidak sombong, harapan nusa bangsa serta pasangannya maupun anak-anaknya. 

Teringat saya akan lagu nasional kita yang berbunyi ... “Ku lihat ibu pertiwi sedang bersusah hati, Air matamu berlinang. Mas intanmu terkenang. Hutan gunung sawah lautan. Simpanan kekayaan ... “ Nah, salah satu obat mujarab untuk memulihkan mood ibu pertiwi adalah Logistik,  tentunya dengan integrasi seluruh stakeholder terkait.

Dan bukankah surga berada di telapak kaki ibu?

Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E, M.Si, CSLP
Pemerhati Logistik
e-mail/YM/FB/Twitter/Linked In/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com

Asosiasi Logistik Indonesia [ALI]: "Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di bidang profesi Supply Chain dan Logistik, serta menjadi wadah komunikasi bisnis dan industri untuk bidang Supply Chain dan Logistik di Indonesia" 
Website: www.ali.web.id
e-mail: secretariat@ali.web.id
Join ALI in Facebook: http://www.facebook .com/group. php?gid=21814854 217Yahoo! Groups Links

PS: 
Dibawah ini adalah press release yang dikeluarkan di acara Logistics Outlook 2012:

Frost & Sullivan: Industri Logistik Indonesia
Akan Tumbuh Dua Digit di 2012

~ Retail/Barang Konsumsi Harian dan Jasa Logistik Suku Cadang
akan menjadi area fokus pertumbuhan ~

Jakarta, 17 Januari, 2012 – Frost & Sullivan memprediksi industri logistik Indonesia akan tumbuh sebesar 14.2 persen hingga Rp. 1,408 triliun (US$153.54 miliar) pada 2012 dibandingkan dengan prediksi tahun lalu sebesar Rp. 1,233 triliun (US$134.46 miliar), berkat kuatnya pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh tingginya konsumsi domestik.

Gopal R, Vice President, Transportation & Logistics Practice, Frost & Sullivan Asia Pasifik mengatakan bahwa relokasi dan derasnya aliran modal diperkirakan akan mendorong kegiatan manufaktur di Indonesia dan meningkatkan permintaan logistik.

Ia menambahkan bahwa perdagangan eksternal Indonesia diharapkan akan tumbuh 32.5 persen mencapai US$514.2 miliar pada tahun 2012.

“Bisnis yang terkait dengan forwarding ekspor/impor, pengiriman dan pengangkutan udara akan tetap kuat berkat kegiatan perdagangan eksternal yang berkelanjutan. Pertumbuhan penanaman modal asing (PMA) diharapkan akan berlanjut pada 2012 dengan perkiraan nilai sebesar US$21.5 miliar,” ungkap Gopal

Ia menambahkan hingga September 2011 realisasi PMA pada sektor transportasi dan pergudangan mencapai US 2.2 millar, yang merupakan penyumbang PMA kedua terbesar setelah sektor pertambangan.

Ia mengungkapkan bahwa kuatnya aliran PMA di industri pertambangan diperkirakan akan mendorong pertumbuhan industri dan menawarkan potensi bisnis bagi sektor transportasi dan logistik.

Industri transportasi dan logistik Indonesia diprediksi akan tumbuh sebesar 14.7 persen CAGR pada 2011-2016 mencapai Rp. 2,442 triliun (US$266.3 miliar) di tahun 2016, Gopal mengatakan “Namun demikian, infrastrukur yang kurang berkembang akan memperlambat pertumbuhan jika hambatan tersebut tetap ada di tahun-tahun mendatang.”

Perkembangan Kargo di Indonesia
Gopal memprediksi bahwa volume total kargo bergerak melalui laut Indonesia akan meningkat sebesar 5.8 persen mencapai 943.1 juta ton pada tahun 2012 dibandingkan dengan 891.5 juta ton di tahun 2011.

Ia mengatakan bahwa industri pengiriman dipengaruhi oleh kelebihan kapasitas dan rendahnya tarif pada rute jarak jauh Trans-Pasifik dan Asia-Eropa. “Namun, pertumbuhannya diperkirakan akan tetap stabil karena didorong oleh permintaan dari perdagangan intra-ASEAN.”

Gopal mengatakan bahwa operator pelayaran Indonesia menguasai pasar lokal berkat dikeluarkannya kebijakan yang mewajibkan transportasi domestik untuk menggunakan kapal berbendera Indonesia. Walau demikian, pelayaran impor dan ekspor masih didominasi oleh operator asing.

Gopal memprediksi kereta api barang akan direvitalisasi seiring dengan meningkatnya permintaan akan komoditas Indonesia. Ia memprediksi bahwa volume kargo melalui kereta api akan meningkat hingga 20.4 juta ton pada 2012 dibandingkan dengan 19.7 juta di tahun 2011.

“Kargo yang diangkut melalui jalur kereta api di Jawa sebagian besar terdiri dari bahan bakar minyak, pupuk, semen, batubara dan kontainer. Barang yang umumnya diangkut di wilayah Sumatera Selatan dan Sumatera Barat adalah batubara, sementara dari Sumatera Utara adalah minyak sawit mentah, “ ungkapnya.

Gopal menambahkan bahwa volume kargo melalui jalur kereta api meningkat sebesar 3.6 persen pada 10 bulan pertama hingga bulan Oktober 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ia mengungkapkan bahwa saat ini, jaringan kereta di Indonesia belum berkembang dan dikelola dengan baik dan kekurangan investasi.

Gopal memprediksi volume kargo melalui udara akan tumbuh 5.7 persen menjadi 920,000 ton pada tahun 2012. Ia mengatakan bahwa perluasan fasilitas dan kapasitas bandar udara Indonesia dapat meningkatkan pasar kargo udara Indonesia.

Ia mengungkapkan bahwa empat bandar udara utama di Indonesia - Soekarno-Hatta, Juanda, Ngurah Rai dan Polonia – menyumbang sebesar 47.2 persen dari total kargo udara selama tahun 2011. Ia menambahkan bahwa Bandar udara Soekarno Hatta menyumbang sebesar 36 persen dari total volume kargo udara di Indonesia.

Tren Industri Utama
Gopal mengatakan terdapat permintaan yang lebih tinggi terhadap berbagai layanan nilai tambah dimana hal ini menjadi area pertumbuhan industri logistik di Indonesia pada 2012. “Penyedia jasa logistik harus meningkatkan layanan nilai tambah sembari memperkuat layanan perantara mereka,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa kualitas dan reabilitas pelayanan merupakan prioritas utama yang diperhatikan konsumen ketika memilih penyedia jasa logistik. “End user beralih ke jaringan pasokan yang terintegrasi melalui penyedia jasa profesional,” katanya.

Gopal mengatakan bahwa pasar transportasi dan logistik diharapkan akan mengalami pertumbuhan pesat, didorong oleh berkembangnya ekonomi Asia. Ia menambahkan bahwa komoditi ekspor utama Indonesia meliputi minyak & gas, minyak sawit mentah, batubara, peralatan rumah tangga dan tekstil.
Ia memperkirakan retail/barang konsumsi harian (fast moving consumer goods) dan jasa logistik suku cadang akan menjadi area pertumbuhan sektor logistik di Indonesia.

“Dengan populasi lebih dari 230 juta dan wilayah geografis yang luas, permintaan akan distribusi retail/ barang konsumsi harian di seluruh penjuru Indonesia menawarkan pasar yang luas bagi sektor logistik,” Ungkap Gopal.

Ia menyarankan agar para penyedia layanan logistik untuk memasuki pasar yang menjanjikan dengan menawarkan layanan jasa distribusi end-to-end dari mulai arus barang masuk sampai ke pergudangan barang jadi, pengelolaan inventaris, inspeksi, penanganan pengembalian dan pengiriman nasional.

Gopal mengatakan bahwa pasar suku cadang merupakan segmen yang paling cepat berkembang di Indonesia. Ia menambahkan bahwa layanan antar suku cadang merupakan hal yang krusial bagi para produsen, terutama dalam industri mesin, otomotif dan elektronik. Ia mengungkapkan bahwa para penyedia jasa logistik internasional telah berinvestasi dan berkomitmen untuk menambah layanan yang mereka tawarkan dalam logistik suku cadang.

Kedepan
Gopal mengatakan bahwa para penyedia layanan logistik di Indonesia sebaiknya beralih dengan menawarkan solusi logistik khusus untuk industri spesifik, seperti barang konsumsi harian, konstruksi suku cadang, dan pertambangan, dibandingkan dengan jasa logistik umum yang ada saat ini.

Ia menambahkan bahwa jaringan logistik pusat industri harus dikembangkan di daerah luar Jakarta untuk meningkatkan akses ke pelabuhan Tanjung Priok di mana hambatan arus lalu lintas yang tinggi di Jakarta berakibat pada waktu tempuh yang lebih lama, penundaan pengiriman dan inefisiensi rantai pasokan.

Pemerintah Indonesia juga sebaiknya mengintegrasikan pusat-pusat transportasi – pelabuhan laut, bandar udara, terminal dan pusat – pusat distribusi – dengan jaringan transportasi dan mengembangkan infrasuktur logistik yang terbaik demi efisiensi

Pertumbuhan Bisnis (Growth Partnership) akan membantu para pemimpin perusahaan dan timnya dengan hasil penelitian yang akurat dan model praktek terbaik yang mendorong penciptaan, peninjauan dan implementasi dari strategi pertumbuhan usaha yang teruji.
Frost & Sullivan memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun dalam hal bekerjasama dengan 1000 perusahaan terbaik di dunia, bisnis baru yang sedang berkembang dan juga dengan komunitas investasi dari 40 kantor di enam benua. Untuk bergabung dengan Pertumbuhan Kemitraan kami, silakan kunjungi http://www.frost.com

MEDIA CONTACT
Dewi Nuraini Corporate Communications – Indonesia
Phone : +62 21 571 0838
Mobile : +62 856 7800 792
BB Pin : 25886c1c Email : dewi.nuraini@frost.com
http://www.facebook.com/pages/Frost-Sullivan/
http://www.linkedin.com/companies/4506
http://www.slideshare.net/FrostandSullivan
http://twitter.com/frost_sullivan
http://twitter.com/FROST_ID