Sunday, October 30, 2011

Green Logistics - 1-Day Free Seminar “Green Fox – The Linfox Commitment to the Environment”:



Green Logistics, anyone?  

Peran serta orang Logistik dalam usaha menjaga lingkungan hidup dan menurunkan emisi karbon khususnya di bidang Transportasi ...


Salam Lingkungan, Logistik dan Supply Chain,

R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, SE, M.Si
Relation Dept - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI)
e-mail/YM/FB/Twitter/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com

----------------------------------------------------------------------------------------------------------


Rekan-rekan,

ALI (Asosiasi Logistik Indonesia) dan Linfox Logistics Indonesia mengadakan 1-Day Free Seminar “Green Fox – The Linfox Commitment to the Environment”:

*Topik dan Pembicara*
“GM Sustainability – Introduction to Sustainability & Linfox Priorities” - Mr. David McInnes

“Country Convener Sustainability Programmes Locally, Resources, Action” - Mr. Agung Wibowo , IT Manager – Indonesia

“GM OD – Workshop on Sustainability Themes and Initiatives” - Ms. Michelle Joy, Group Manager Organizational Development – Asia Pacific

“GM Sustainability Summary” - Mr. David McInnes

*Waktu*
Tuesday, 01 November 2011
10.00 – 15.30 WIB

*Tempat*
Ballroom 1, Ritz Carlton Hotel – Kuningan, Jakarta

*Investasi*
Gratis – (Maks. 2 peserta masing-masing perusahaan)

***
LEMBAR KONFIRMASI*
Nama:
Posisi:
Perusahaan:
Telp/HP:
Email:
Mohon lembar konfirmasi diisi lengkap dan dikembalikan ke email address
adminstaff.ali@ gmail.com atau fax ke 021 – 386 3936.

Saturday, October 29, 2011

Press Release Penandatanganan Nota Kesepakatan Antara Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Dengan PPM Manajemen (PPM) Tentang Kerjasama Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Bertempat di kantor PPM Manajemen (PPM) Jakarta, Jalan Menteng Raya 9, Jakarta 10340 pada tanggal 25 Oktober 2011 lalu telah dilangsungkan penandatangan nota kesepakatan atau MOU antara pihak Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) yang diwakili oleh Ketua Umum Bapak Zaldy Ilham Masita dengan pihak PPM Manajemen (PPM) yang diwakili oleh Direktur Utama Bapak Andi Ilham Said untuk kerjasama penelitian dan pengembangan sumber daya manusia serta kerjasama lainnya yang akan dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan pendukung kegiatan utama.

Acara penandatangan tersebut juga dihadiri oleh Direksi PPM School of Business Bapak Dr. Martinus, Bapak Dr. Alex dan Ibu Dr. Ningky Sasanti serta Direktur Eksekutif Sembada Pratama Bapak Hoetomo Lembito yang juga akan bekerja sama untuk menyiapkan program MM Eksekutif Muda dan MM Eksekutif dengan konsentrasi Supply Chain Management.  Program MM tersebut mempunyai konsep menggabungkan pendekatan Akademik dan Logistics Best Practise dengan standar sertifikasi profesi serta memang dirancang untuk mengisi kesenjangan tenaga ahli profesional Logistik tingkat Manajerial di Indonesia.

Dasar pemikiran yang tercermin adalah dari kenyataan bahwa Indonesia mempunyai jumlah penduduk nomor 4 (empat) di dunia dan merupakan pangsa pasar Logistik dan Supply Chain yang sangat luar biasa baik untuk kawasan ASEAN maupun dunia.

Menghadapi akan diselenggarakannya liberalisasi pasar SDM Logistik ASEAN di tahun 2013 dan ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015 juga membuka satu ceruk peluang maupun tantangan, yaitu pengembangan sumber daya manusia Indonesia, khususnya dalam bidang Logistik dan Supply Chain.

Kenyataan bahwa secara umum, daya saing tenaga kerja Indonesia masih rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya tercermin dari data Asian Productivity Organization (APO) bahwa dari setiap 1000 tenaga kerja Indonesia hanya ada sekitar 4.3% yang terampil sedangkan Philipina 8,3%, Malaysia 32,6% dan Singapura sebesar 34,7%.  Sedangkan dalam indeks pembangunan manusia, Indonesia menempati urutan ke 6 di antara 10 negara anggota ASEAN dan urutan ke-111 dari 182 negara di dunia, meskipun harus diakui bahwa banyak anak bangsa yang mempunyai prestasi luar biasa di bidangnya masing-masing.

Pola pendidikan yang link and match dengan dunia kerja akan membantu meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia sebagai salah satu modal dasar pembangunan Indonesia.  Bahkan dalam Masterplan Percepatan, Perluasan dan Pengembangan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI) yang telah diresmikan oleh  Presiden SBY tanggal 27 Mei 2011 yang lalu, dinyatakan bahwa prasyarat pembangunan di peringkat ke-2 adalah mutu modal manusia.

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) yang telah membidani lahirnya Sembada Pratama – The 1st School of Supply Chain and Logistics in Indonesia di tahun 2010 di bidang sertifikasi profesi dengan metode pengajaran hands-on, tentunya mempunyai tanggung jawab dan ingin berperan serta lebih dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya dalam bidang Logistik dan Supply Chain.  Sementara PPM Manajemen (PPM) merupakan salah satu institusi pendidikan yang telah menyebarluaskan praktik-praktik Manajemen di Indonesia dan telah mendesiminasi ilmu manajemen melalui puluhan ribu alumninya yang tersebar di seluruh Indonesia.

Menjadikan sumber daya manusia Indonesia sebagai tulang punggung dan tuan rumah di negeri sendiri merupakan suatu langkah panjang yang tidak mudah akan tetapi juga sangat berharga untuk dilakukan.  Kesamaan pandangan inilah yang menjadi dasar penandatangan MOU antara pihak Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) dan PPM Manajemen (PPM) sebagai salah satu jawaban nyata dalam upaya menyajikan sumber daya manusia Logistik dan Supply Chain Indonesia yang dapat bersaing di pasar regional dan global. 


Salam Logistik dan Supply Chain,

R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, SE, M.Si
Relation Dept - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI)
e-mail/YM/FB/Twitter/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com
website:  http://www.sembadapratama.com

Friday, October 28, 2011

Summary Seminar Himpunan Mahasiswa Logistik STMT Trisakti “Peningkatan Fungsi dan Peran Logistik Melalui Kompetensi Sumber Daya Manusia serta Kepedulian atas Kepentingan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja”


Berikut disampaikan summary Seminar Himpunan Mahasiswa Logistik STMT (Sekolah Tinggi  Manajemen Transpor) Trisakti dengan tema Peningkatan Fungsi dan Peran Logistik Melalui Kompetensi Sumber Daya Manusia serta Kepedulian atas Kepentingan Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja yang telah diadakan tanggal 5 Oktober 2011 lalu di Aula lantai 7 kampus STMT Trisakti, Jalan IPN No. 2, Cipinang Besar Selatan, Jakarta  13410.

Summary ini mencerminkan semangat mahasiswa Logistik dalam memadukan ilmu dan seni untuk bekal mereka di dunia bisnis setelah menyelesaikan jenjang pendidikan di perguruan tinggi.

Topik pembicaraan di bagi menjadi 3 (tiga) bagian dengan di pandu oleh moderator Ostman Arafat, SE, MM sebagai berikut:

Health, Safety and Enviroment (HSE)
Pembicara: Hari Subagyo (PT. APL Logistics)

Peran HSE dalam perusahaan adalah fungsi yang diimplementasikan dalam pentingnya K3.

Safety itu sangat penting, karena:

-          Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
-          Mengurangi kecelakaan kerja
-          Menihilkan resiko kecelakaan kerja

Dulu perusahaan berfikir/memandang pentingnya HSE dengan sebelah mata, dan mereka menganggap implementasi HSE dalam perusahaan hanya tindakan yang tidak efektif dan efisien karena pastinya memerlukan biaya, pada kenyataannya hal itu memang benar namun sebanding dengan apa yang didapat dari manfaat pengimplementasian HSE dalam lingkungan kerja.

Sedikit saja perusahaan mengabaikan akan peran HSE, maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan kerugian yang besar bagi perusahaan (missal kecelakaan kerja, perusahaan setidaknya harus memberikan santunan kepada karyawannya yang mengalami kecelakaan kerja dan citra perusahaan pun juga akan menurun).

Budaya safety yang lazimnya ada di perusahaan adalah:
Reactive: karyawan takut dan menjalankan system K3 karena diawasi oleh atasan.
Dependent: karena ada aturan atau sangsi.
Independent: demi keselamatan pribadi.
Interdepent: demi keselamatan bersama.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatakan kepedulian karyawan terhadap pentingnya HSE:  Training internal/eksternal, Organisasi khusus yang menangani HSE, dll ...


”Kepedulian Atas Kepentingan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pembicara: Ricky M. Mulia, ST, MSc (Ka Sie Analisis Balahiperkes & Keselamatan Kerja)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Tujuan dan Sasaran
Agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja dalam keadaaan selamat dan sehat.
Agar sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan apapun.

K3 adalah Tanggung Jawab
Pemerintah
Pengusaha/Pengurus Perusahaan
Tenaga Kerja
Masyarakat Pada Umumnya

Kesimpulan
Setiap pekerjaan/aktivitas selalu ada bahaya dan ingin mendapatkan apa yang dituju (mendapatkan nilai tambah).  Juga dalam setiap kegiatan pasti ada dampak negatifnya.


Benchmarking & Competitive Advantage SDM Logistik Untuk Peningkatan Fungsi dan Peran Logistik
Pembicara: R. Didiet Rachmat Hidayat, Amd., SE., M.Si.

Logistik saat ini sangat berkembang di Indonesia, namun dalam perkembangannya terdapat kesalahan yang dikarenakan kurangnya pengertian atau pemahaman dari SDM akan arti logistik itu sendiri.

Tingginya biaya ekonomi di Indonesia, dikarenakan karena masalah tenaga kerja, masalah suku bunga kredit/biaya pinjaman yang tinggi, masalah birokrasi/politik yang memakan biaya tidak sedikit dan masalah infrastruktur. 

Adapun tujuan dari logistik adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara efektif dan efisien sehingga timbul kepuasan konsumen yang maksimal.

Keuntungan adanya persaingan dalam dunia ekonomi:
1.      Keuntungan biaya
2.      Spesialisasi produk

Dalam bekerja dan mencapai kesuksesan setidaknya harus menerapkan prinsip “ORA ET LABORA”, yang berarti berdoa dengan bersungguh-sungguh dengan bekerja keras dan cerdas sesuai dengan talenta atau keahlian yang dimiliki.

Kiranya dapat menambah sumbangan khazanah dalam ranah ilmu Logistik, baik secara normatif maupun empiris.

Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E., M.Si
Logistics Expert

e-mail/YM/FB/Twitter/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com





Wednesday, October 26, 2011

Perubahan Mindset Pada Fenomena Ayu Rosmalina dan 7-Eleven



Entah kenapa, setiap kali saya melihat Ayu Rosmalina a.k.a Ayu Ting Ting di TV atau mendengar lagu "Alamat Palsu" dinyanyikan, saya malah teringat dengan 7-Eleven yang sekarang biasa dipanggil Sevel.  Sebuah convenience store dari Jepang yang sekarang saya rasakan sedang happening di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Dalam bahasa sederhana, dapatlah dikatakan bahwa "a convenience store (sometimes called a variety store, corner store) is usually a small store or shop that sells items such as: snack foods, tobacco products, newspaper, magazine or fast food".  Meskipun Sevel selaku convenience store ini menjual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan supermarket atau grocery store, tetap saja animo untuk berbelanja tinggi dengan satu resep rahasia.  Apakah resep rahasianya?  I will tell you later.

Pikiran saya melayang ke masa saya masih bersekolah di SMAN 3 Jakarta (saya lulusan tahun 1988) karena ternyata saya dengan teman-teman saya pernah belanja di 7-Eleven di bilangan Pancoran, kira-kira lokasinya dekat sebuah toko buah-buahan.  Suasananya sepi, dengan display yang biasa-biasa saja dan dengan harga yang tidak biasa bagi kantong seorang siswa SMA.

Yak, benar ... 7-Eleven pernah beroperasi di Indonesia beberapa belas tahun lalu dan kurang mendapat sambutan yang hangat sehingga akhirnya memutuskan untuk berhenti beroperasi sebelum akhirnya "come back' dan sukses.  Banyak faktor seperti sepinya pengunjung dan barangkali belum siapnya "mindset" untuk menerima konsep convenience store, meskipun sudah ada Circle K yang lebih dikenal.  Btw, saya sengaja menulis 7-Eleven dan bukan Sevel untuk membedakan antara yang dahulu dan sekarang.

Ternyata pula, kalau saya tidak salah (mudah-mudahan tidak salah), saya pernah melihat performance Ayu Rosmalina a.k.a Ayu Ting Ting beberapa tahun lalu sewaktu teman saya menyanyikan lagu tersebut di sebuah karaoke.  Dan pada saat itu, aura lagu "Alamat Palsu" terdengar biasa-biasa saja, bahkan a little bit boring, I think ...

Di video klip tersebut Ayu Rosmalina berpakaian seperti ibu-ibu dan menyanyi dengan latar belakang rumah dan settingnya latar belakangnya berubah ke sebuah taman dengan buinga-bunga berukuran besar yang kalau tidak salah adalah bunga Dahlia.  Kalau salah bagaimana?  Ya, berarti bukan bunga Dahlia, lah ...

Yak, benar .... lagu "Alamat Palsu" yang sedang happening sekarang ternyata mirip dengan kasus Sevel diatas.  Tidak booming pada awalnya beberapa tahun lalu tapi sekarang menjadi fenomena.  Satu hal yang bisa digarisbawahi adalah Korean fever yang membantu memuluskan perubahan "mindset" untuk menerima Ayu Rosmalina a.k.a Ayu Ting Ting, meskipun sudah ada ribuan pedangdut lainnya yang sedang berjuang untuk terkenal.

Differentiation strategy untuk menjadi berbeda atau unik sebagai competitive advantage memang mumpuni bagi Ayu Rosmalina a.k.a. Ayu Ting Ting dan Sevel.  Teknik repackaging yang dipakai untuk mengganti "kemasan" berfungsi seperti yang diharapkan. "I'll be back!" demikianlah kata Arnold dalam film Terminator.

Bagi Sevel (sekarang saya sebut Sevel untuk identitas reborn-nya), teknik repacking yang dipakai adalah merubah diri dari sebuah convenience store biasa menjadi convenience store dengan restaurant atmosphere.  Sehingga crowd yang ada ditampung dengan meja berpayung (maupun tidak berpayung).  Adalah strategi jitu karena memang ijin yang dipakai oleh Sevel untuk masuk kembali ke Indonesia adalah ijin restaurant.

Bagi Ayu Rosmalina a.k.a. Ayu Ting Ting, teknik repacking yang dipakai adalah memakai outfit atau wearing apparel yang tidak bernuansa "dangdut".  Dengan memakai outfit seperti anak muda yang hendak hang out di Sevel ditambah dengan perubahan warna rambut yang "winter sonata wannabe", semakin memudahkan langkahnya di blantika musik Dangdut tanah air.

Perubahan repacking seperti yang telah disebutkan diatas memang membantu untuk prose spreading, coverage dan penetration ke segmented target market, baik bagi seorang penyanyi Dangdut maupun sebuah bisnis retail.

Dengan bantuan public relation melalui social media terkait, bahkan dibentuk titik-titik opion leader untuk penggiringan public awareness, dapatlah dikatakan telah merupakan kombinasi marketing yang sangat baik.  Bahkan dalam satu adegan di fim "Thor" (salah satu tokoh superhero Marvel yang menjadi anggota The Avengers" dengan senjata andalan Palu dan merupakan anak dari Odin, dewa petir dari tokoh mitologi Nordik), ada adegan toko Sevel meledak akibat pertempuran Thor dengan musuhnya.  Yang menarik adalah lokasi toko tersebut diceritakan di sebuah kota terpencil di tengah gurun pasir Amerika Serikat.  Penasaran?  Tunggu saja filmnya beredar di Indonesia.

OK lah untuk contoh diatas, terus apa hubungannya dengan Logistik?

Saya pikir hal tersebut juga bisa dipakai dalam dunia Logistik.  Sampai sekarang masih banyak orang yang "asing" dan bahkan ada juga yang secara spontan berkomentar, ... "Logistik apaan sih?".

Jika kita asosiasikan analogi serupa terjadi dengan nasib nama "Indonesia" yang kurang terkenal dibandingkan dengan "Bali", maka pertanyaan baliknya adalah kenapa orang Indonesia tidak lebih gigih lagi mempromosikan "Indonesia" ke dunia luar.

Hal yang sama juga berlaku di dunia Logistik.  Dalam bahasa terus terangnya adalah jika sampai saat ini orang kebanyakan masih "asing" bahkan dengan kata Logistik, maka tentu saja pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas tragedi ini adalah para pelaku Logistik itu sendiri.

Dengan banyak "kemudahan" social media seperti Facebook, Twitter, Blog dan lain sebagainya, yang paling fundamental adalah merubah mindset orang Logistik itu sendiri dahulu untuk mau "meluangkan waktu" mempromosikan Logistik ke seluruh stake holder di Indonesia.

Habis gelap terbitlah terang. Repacking bagi orang Logistik sangatlah diperlukan agar lebih mudah "diterima" sehingga orang yang tadinya tidak tertarik pun menjadi aware bahkan akhirnya mau hang out di Logistics convenience store.  Dari seorang yang berpakaian "ibu-ibu" menjadi seorang berpakaian "in of date" dan menarik perhatian secara masif.

Kalau begitu, untuk apa dan apa untungnya untuk saya, mungkin anda bertanya dalam hati.  Jawabannya adalah untuk membantu merubah mindset yang sudah ada selama ini bahwa Logistik adalah urusan kesekian dari hal yang harus diperhatikan.  Sedangkan untungnya adalah jika mindset sudah berubah maka sangat gampang bagi (misalnya) pemerintah untuk membangun infrastruktur berbasis rel atau hal lainnya yang tentunya sangat membantu pekerjaan maupun kehidupan sehari-sehari.  Siapa yang tidak senang dan setuju jika gara-gara mindset berubah, infrastruktur berikut perangkatnya diperbaiki, sehingga cost menjadi turun.  Bukankah hidup juga menjadi lebih nyaman jika kemacetan berkurang?

Jika krisis ekonomi Indonesia dimulai dari tahun 1998, maka tahun depan kita akan merayakan hari ulang tahun ke 14.  Berarti tinggal 3 tahun lagi diperlukan untuk bisa punya SIM.  Padahal menurut hemat saya, krisis ekonomi Indonesia sebagian besarnya adalah krisis Logistik yang membutuhkan "pengobatan" Logistik, tentunya.

Lantas apa buktinya memakai social media merupakan sarana yang cukup ampuh untuk masalah Logistik.  Buktinya adalah anda sedang membaca tulisan ini.

If mindset already changed, others will follow ...

Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E., M.Si
Logistics Expert

e-mail/YM/FB/Twitter/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com









Sunday, October 23, 2011

Cinta Satu Malam, Aerobik di Minggu Pagi dan Post-Mo Informal Distribution Channel

Di hari Minggu pagi ini tanggal 23 Oktober 2011, entah kenapa, mendadak saya punya keinginan untuk ikut senam aerobik yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan Ritel di dekat rumah saya.  Sebuah terobosan baru untuk saya pribadi yang lebih suka kegiatan alam bebas sebagai olahraga.

Setelah menyaksikan film kartun Batman yang merupakan tokoh favorit saya di salah satu saluran TV swasta, segera saya bergegas menuju lokasi  yang ternyata sudah dipenuhi oleh mereka yang juga berpikiran sama.  Waktu telah menunjukan pukul 6.10 pagi.  Suara musik pun telah terdengar dari kejauhan menyongsong kedatangan saya ke lokasi.

Tak lama melakukan olah gerak aerobik, keringat pun bercucuran sambil berusaha mengikuti gerakan yang dicontohkan instruktur.  Maklum, baru pertama kali ikut.  Gerakan demi gerakan terus dilakukan mengikuti irama house music mulai dari lagu berjudul "Cinta Satu Malam", "Menunggu", "Trouble is a Friend" sampai lagu Sunda yang bahkan saya tidak tahu judulnya.

Seraya berusaha mati-matian mengikuti gerakan instruktur, saya pun merasakan aura positif dari kebanyakan peserta yang ada.  Mayoritas peserta adalah kaum hawa, khususnya para ibu yang dengan berbagai alasan mengikuti acara ini dan tentunya merupakan target market dari perusahaan Ritel tersebut.

Sebagai back ground dari acara senam aerobik ini adalah para peserta disuguhkan dengan pemandangan para staff perusahaan Ritel sedang mempersiapkan diri untuk membuka toko karena memang justru di Minggu pagi ini mereka buka pukul 7 pagi.  Tentunya hal tersebut menjadi hidden advertising tersendiri di hadapan pelanggan maupun calon pelanggan betapa perusahaan Ritel tersebut bahkan telah siap melayani di pagi hari.

Di dalam dunia modern yang chaos, pluralistik serta labil ini, berbagai macam cara ditempuh oleh para pebisnis untuk mengoptimalkan strategi Distribution Channel atau Saluran Distribusi-nya.  Salah satunya adalah menggunakan Post-Modern Informal Distribution Channel using Community Channel seperti ini.

Komunitas yang terbentuk atas inisiatif orang perorang secara bersama, setara dan horisontal memang merupakan tempat ampuh untuk memasarkan diri karena sifat informal tersebut.  Hal ini juga sejalan dengan style orang Indonesia yang suka berkumpul, bersosialisasi atau mengasosiakan diri mereka dengan sesuatu hal yang diyakini, digandrungi atau disukai.

"Anda adalah komunitas yang anda ikuti" memang merupakan salah satu bentuk trend modernitas yang ada.  Jika anda ingin tahu karakter seseorang, lihatlah komunitas yang diikutinya. 

Terus terang juga, dimana lagikah seorang eksekutif muda bergaji puluhan juta rupiah perbulan bisa mengobrol tanpa batas dengan suasana akrab dengan seorang anak SMA kalau bukan di komunitas.

Bahkan komunitas pun bisa menyelamatkan suatu produk tertentu, seperti yang dialami oleh salah satu produsen motor gede (moge) kaliber dunia. Atau bisa menghimpun sesuatu yang diinginkan agar terjadi, misalnya komunitas pencinta Iron Maiden yang sukses mendatangkan band tersebut ke Indonesia.

Sudah jelas tidak ada yang gratis di dunia ini, apalagi bagi pebisnis.  Dengan menyelenggarakan senam aerobik di Minggu pagi ini tentunya ada biaya atau cost yang harus dikeluarkan, seperti honor instruktur misalnya.  In return, tentunya mereka mengharapkan adanya timbal balik, berupa customer loyalty untuk tetap setia menjadi pelanggan (bukan hanya menjadi pembeli) di perusahaan Ritel tersebut.

Kata Ritel sendiri berasal dari bahasa Perancis "ritellier"  yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Dalam contoh sederhana seperti sebuah kue ulang tahun berbentuk bundar untuk kemudian dipotong-potong kecil.  Indonesia dengan penduduk terbanyak nomor 4 di dunia merupakan pasar Ritel yang menjanjikan, baik Ritel Tradisional maupun Ritel Modern.

Tipe persaingan bagi perusahaan Ritel yang cenderung head to head offensive attack memang mengharuskan bagi para pebisnis, bukan hanya perusahaan Ritel, untuk "memelihara" para pelanggannya untuk tidak gampang "ke lain hati".  Hal tersebut juga dikarenakan cost untuk "memelihara" pelanggan lama jauh lebih murah dibandingkan cost untuk "mencari" pelanggan baru.

Dan usaha yang dilakukan oleh perusahaan Ritel tersebut memang telah memenuhi kaidah prinsip Ekonomi, Marketing serta Logistik sekaligus.  Modal minimal, publicity, cost efficiency, CSR serta customer satisfaction yang bermuara kepada positioning perusahaan Ritel tersebut untuk mendukung kekentalan Brand Equity.

Senam aerobik tersebutpun berakhir dengan ucapan terima kasih dari instruktur mewakili perusahaan Ritel sambil menginformasikan kepada para peserta untuk mengambil air mineral gratis.  Merknya?  Sudah tentu air mineral bermerek private label perusahaan Ritel tersebut.


Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E., M.Si
Logistics Expert

e-mail/FB/Twitter: didiet.hidayat@yahoo.com








Sunday, October 16, 2011

The Avengers Character: The Supply Chain in Time

Beberapa tahun belakangan ini, saya merasa bahagia menyaksikan karakter Avengers satu demi satu di film kan ... Dimulai dari Hulk, Dare Devil, Nick Fury, Iron Man, Scarlett, Captain America dan Thor ... Dengan perencanaan yang matang serta mempunyai benang merah antara film yg satu dengan film yang lain ... umumnya dilakukan oleh Nick Fury di awal atau di akhir film ....

Ditampilkan di akhir film Hulk, sosok Tony Stark yang mempunyai alter ego sebagai Iron Man.  Atau di akhir film Iron Man diceritakan adanya palu Thor serta tokoh Nick Fury yang menemui karakter-karakter yang akan membentuk The Avengers.  Hal ini sangat diperkuat dengan judul film Captain America: The First Avenger yang dibuat sangat mendekati komik awalnya.

Memang hal tersebut belum terlihat dalam film Dare Devil, Fantastic Four maupun Spider-Man yang telah beredar terlebih dahulu.

Hal yang menarik ini disebabkan adanya konektivitas antara karakter yang satu dengan karakter yang lain sebagai satu cara untuk menyenangkan pelanggan akhir dalam hal ini penonton film.  Dan hal tersebut memang dilakukan dengan sengaja untuk satu tujuan yaitu rangkaian Supply Chain.

Rangkaian Supply Chain merupakan satu perjalanan panjang dari Produsen ke Konsumen melalui Distribution Channels dengan peranan Distributor yang ada secara efektif, efisien dengan semangat efisiensi tanpa mengurangi kualitas untuk kepuasan pelanggan ... 

Dapat juga digambarkan sebagai rangkaian orkestra yang bermain bersama-sama secara harmonis dibawah arahan seorang Logistics Conductor.  Kolaborasi yang mengagumkan ini tentunya hanya dapat terjadi jika semua pihak terkait mengikuti arahan sang Conductor.

Apakah hal tersebut bisa di terapkan di Indonesia?  Jawabnya tentu saja bisa, jika semua pihak saling berkolaborasi dengan semangat kerjasama untuk melayani pelanggan bagi kesejahteraan Logistik bagi semua.

Tinggal satu masalah yang dipecahkan, yaitu mencari pemimpin yang memposisikan dirinya sebagai Logistics Conductor bagi seluruh stakeholder di Indonesia.  Semoga.

Salam Logistik,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E., M.Si
Logistics Expert

e-mail/FB/Twitter: didiet.hidayat@yahoo.com

Tuesday, October 11, 2011

Pemenang Sesungguhnya Laga Sepak Bola Indonesia - Qatar

Mendengar hiruk pikuk serta melihat dan merasakan gegap gempita menyongsong laga pertandingan sepak bola Indonesia - Qatar yang sedang berlangsung (terus terang sewaktu blog ini dibuat, saya malah menyaksikan Tawa Sutra Coyy serta Comedi Project karena saya tidak suka sepak bola), ada satu pertanyaan yang menggantung, yaitu siapa yang menjadi pemenang sesungguhnya dari laga pertandingan tersebut.

Pikiran saya melayang ke kilas waktu 1 (satu) tahun yang lalu sewaktu saya sedang membeli kaos kaki di sebuah pertokoan di Jakarta Pusat.  Sebuah kaos polo merah dengan lambang burung Garuda bertengger dengan gagahnya.  Pemandangan yang sungguh menggoda nasionalisme saya.  Walaupun sekali lagi saya bukan penggemar sepak bola, at least, saya bisa pakai di kesempatan lainnya ...

Kemudian saya memutuskan untuk membeli kaos polo merah tersebut dan bergegas untuk menanyakan harganya kepada penjual.

Tanya saya, ... "Pak ... itu kaos polo merah, berapa harganya, yah ... "
Jawab penjual, ... 35 puluh lima ribu rupiah, pak .... kalo beli banyak bisa turun ....

Dalam hati saya berujar ... wah murah meriah, nasionalisme bisa meningkat lebih tinggi nih ...

Kemudian saya pun menanyakan kembali kepada si penjual ... "emang buatan mana, pak ....?"
Dijawabnya ... "buatan China, pak ... "

Terdiam saya mendengar jawaban tanda tedeng aling-aling tersebut dan mendadak sontak kaos polo merah berlambang burung Garuda yang sedang bertengger dengan gagahnya kehilangan makna ...

(Anak saya datang ke kamar dan memberitahukan bahwa Qatar sudah unggul 1-0) ...

Akhirnya, ijinkanlah saya menyampaikan kepada anda bahwa pemenang sesungguhnya dari laga sepak bola Indonesia-Qatar malam ini - termasuk pertandingan-pertandingan terdahulu tentunya - adalah produk China yang kini banyak dipakai oleh hampir semua pendukung kesebelasan Indonesia.

Ironi yang nyata.

Salam Logistik,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E., M.Si.
Logistics Expert

e-mail/FB/Twitter: didiet.hidayat@yahoo.com


Monday, October 10, 2011

1st Anniversary of Sembada Pratama - The 1st School of Supply Chain and Logistics in Indonesia

It's been a year since Sembada Pratama - The 1st School of Supply Chain and Logistics in Indonesia has been established on Sunday, October 10th, 2010 at precisely 10.10 AM.   The unique combination of 101010 symbolizing belief and never ending continuous improvement.  The mainstream idea to have "Where You Learn Hands-On" education with combination of local content best practice in Indonesia.

Sembada Pratama is endorsed by ALI (Asosiasi Logistik Indonesia) and presenting 3 (Three) programs for Professional Certification for Indonesian Human Resources, especially in Logistics and Supply Chain industry:

1.  CLIP (Certified Logistics Improvement Professional)
2.  CSLP (Certified Supply Chain and Logistics Professional)
3.  CSLM (Certified Supply Chain and Logistics Master)



Why Sembada Pratama?



Our program will give you the skills and knowledge that you need to launch a successful career in supply chain and logistics management. Building upon your previous experience and/or education, this program will provide an intensive and co-ordinated approach to study the flow of goods and services from raw material suppliers to the final customer. This product flow will be reviewed from a global perspective, providing you with a comprehensive understanding of the international business process. As a student in this program you will be given the opportunity to go on field trips and network with members of the Indonesia Logistics Association (ALI), Supply Chain and Logistics Management and other industry professionals. You will learn using hands-on interactive methods, including case-studies – making your experience relevant and applied.

Student of The SEMBADA PRATAMA Supply Chain and Logistics School offers access to an unique range of benefits and unbeatable services designed to support you, personally and professionally, throughout your career.  
For further info and inquiries, please contact:
Sembada Pratama
Kampus UBS
Wisma Subud
Jl. R.S Fatmawati 52
Jakarta Selatan
Tel:  (021) 3841961 ext 1293
Fax: (021) 3863936
Website:  www.sembadapratama.com

Let's work and step forward for facing globalism in Logistics and Supply Chain era.

Sincerely,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E., M.Si., CSLP
Liason Officer

The 6th Indonesia Supply Chain & Logistics Conference (ISCL) 2011

"The Core of Any Business is Supply Chain"

How can your business benefit most from current and future trend in
supply chain management? Be ready for new challenges and opportunities
as getting lagged in business is not your option! Share the secrets
behind successful companies in managing the complexities of freight
deliveries, warehousing, and logistics through to customs handling.

Join the Indonesia Supply Chain Conference 2011 to Share the Logistics
Industry Outlook:


"The New Era of Indonesia Logistics: Center of South East Asia"
Assembly Hall - Jakarta Convention Center

SCHEDULE
Wednesday - Thursday, 02 - 03 November 2011
09.00 - 17.00 WIB

Keynote Speech:
M. Hatta Rajasa, Minister Economics Coordinator of the Republic Indonesia*

TOPICS & SPEAKER

DAY 1
"Challenge & Opportunity of Indonesia to be Center of South East Asia"
- Prof. Dr. Dorojatun Kuntjoro Jakti

"Maritime Based Logistics as a Backbone of Indonesia's Logistics"

- Prof. Senator Nur Bahagia, CLoCS ITB

DAY 2
"Process Optimization through Lean Management" 

- Prof. T. Yuri M. Zagloel, Universitas Indonesia

"Future of Logistics Business in Indonesia" 

- Barrie Akbar, APLL Regional Office Singapore*

"Demand Forecasting Strategies" 

- Prof. I Nyoman Pujawan, Ph.D, CSCP., ITS Surabaya

"Collaborative Inventory Planning" 

- Soerjo Winarto, SC Johnson & Johnson Indonesia

"Fresh Logistics" - Wellington Foo, Havi Foods Indonesia
 
"Logistics Industry Outlook: Indonesia 2012 and beyond" 

- Gopal R, Frost & Sullivan

INVESTASI:
Rp. 1.750.000,- per peserta

INFORMASI DAN REGISTRASI:
ALI Secretariat
Ph. 021 - 386 3936 / 9278 7097
e-mail. secretariat@ali.web.id

               adminstaff.ali@gmail.com 

Sunday, October 9, 2011

Mubes IV IAS (Ikatan Alumni Sabhawana) in 2011

On last Saturday, October 8th, 2001, IAS or Ikatan Alumni Sabhawana has conducted Musyawarah Besar IV at Bandar Batavia Cilandak Jakarta.  The Mubes aimed to choose the Chairman of IAS for 2011-2014 period.  There were 4 (four) candidates at first, but 1 (one) candidate, name Guntur 9,  has resigned before voting process.  So, there were 3 (three) candidates left, Eko 7, Fahmi Jabrik 11 and Dede 19.

After voting from each angkatan, it comes to a result that Dede 19 is becoming the new IAS Chairman.  We wish his luck for next action will taken.

Sabhawana (www.sabhawana.com) is a Nature Society community from SMUN 3 Jakarta and already established since 33 years ago. Its first establishment assisted by Kopassus - TNI AD, no wonder the color theme of Sabhawana is red for the scarf and jacket.

Salam Rimba, Fun and Travel,
Didiet Hidayat/S88632SK

Happy 11st Birthday, Lea Concertina ..


My beloved 1st daughter, R. Siti Lea Concertina known as Lea was celebrating her 11st birthday on Saturday, October 8th, 2011.  She is now in 6th grade of SD Al-Azhar Syifa Budi Jatibening.  This year is special for her because she is stepping from daddy's little girl to teenage girl.  She wants to have Detective Conan comics, Famous Five novels and watching Smurf movie with her close friends.  Due, she is going to face her mid test, then all the jalan-jalan activity will be done by next week after.

Her name is coming from Toto's song titled Lea during my high school time somewhere in 1986.  By the time I heard this song, it is for sure that I am going to give name "Lea" to my future daughter.  And it happens ...

I wish her a much more pray for her to be blessed by our Lord ALLAH SWT, all of Family and Friends for goods.  Happy Birthday, sayangku ...


Iron Maiden, Smart Businessman, Brand Equity, Bhinneka Tunggal Ika, Concert Logistics dan Peluang Indonesia …



Untuk mengawali tulisan di blog yang baru saya buat di tanggal 9 Oktober 2011 ini, ijinkanlah saya me-repost tulisan mengenai Concert Logistics.  Tulisan ini dibuat untuk melihat sisi ketiga sebuah koin dan pernah dimuat dihttp://t.co/VuX8Kem di Facebook dan kompasiana tanggal 22 Februari 2011. Happy reading. 

PINTAR. Itulah kesan yang didapat setelah menyaksikan konser Iron Maiden di Jakarta, 17 Februari 2011 yang lalu. Bagaimana tidak, Maiden telah berhasil menyajikan satu hal yang paling fundamental dalam bisnis yaitu melakukan Demand Forecasting.
Keberhasilan mereka menebak apa yang diinginkan oleh pelanggannya, yaitu penggemarnya, telah mereka lakukan secara mulus.

Mereka telah berhasil mengharubirukan para penggemarnya yang telah menunggu kehadiran konser mereka lebih kurang 20 tahunan di Indonesia dengan menyajikan setlist lagu yang tidak melulu “Final Frontier” melainkan lagu-lagu mereka yang paling ditunggu-tunggu dari album-album sebelumnya.

Competitive Advantage mereka juga ditampilkan dengan menampilkan strategi Differentiation atau menjadi unik. Diantaranya adalah ke’pintar’an mereka lainnya adalah tetap setia dengan warna musik Heavy Metal ditengah gempuran Nu Metal, New Wave, dan macam aliran lainnya sehingga menjadikan musik Heavy Metal mereka juga menjadi fundamental bagi pelanggannya.

BRAND EQUITY yang merupakan seperangkat asset dan liabilities merek yag berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan (Aaker, 1991:15). Dengan strategi memakai kekuatan Brand Equity, Iron Maiden berhasil mengasosiaskan diri dan produk mereka dengan para pelanggan atau fansnya.

Caranya? Dengan selalu mengambil tema atau tematis dalam mengeluarkan album-albumnya sehingga seluruh lagu dalam satu album Iron Maiden mempunyai ‘roh’ yang sama dan dapat mempertahankan loyalitas para pelanggannya.

Mengapa harus mempunyai tema? Karena selain dapat mengeluarkan lagu yang mempunyai ikatan dengan judul albumnya juga hal tersebut berkaitan dengan bisnis yang pararel yaitu merchandise berupa kaos, gantungan kunci, figurin dan pernak pernik lainnya. Buktinya adalah Iron Maiden menjadi salah satu grup musik yang mempunyai merchandise yang paling banyak dijual di seluruh dunia.

Perpindahan tema dari semua album Iron Maiden dijembatani oleh maskot mereka yang diberi nama Eddie. Maskot inilah yang ‘bertanggung jawab’ menjadi Public Relation bagi Iron Maiden dengan penggemarnya. Di satu album Eddie dapat memakai kostum militer, di album lain Eddie memakai kostum sepak bola atau astronot. Sosok Eddie yang digambarkan dengan wajah menyeringai seram juga menjadi tokoh yang ditunggu-tunggu sebagai aksi panggung teatrikal Iron Maiden dan juga sebagai ‘manajer’ yang bertugas untuk Customer Relationship Management dari Iron Maiden.

Apa maksud Iron Maiden memakai sebagai maskot dan juga bertindak untuk Customer Relationship Management adalah untuk tetap mempertahankan existing client dan untuk mendapatkan new client. Sehingga Iron Maiden tidak akan pernah kehabisan pelanggan.

Di sisi lain, tampak juga ke’pintar’an Iron Maiden dalam membuat lirik lagu Heavy Metal yang tidak bersandarkan pada prinsip “Sex, Drugs and Rock n Roll”. Mereka bahkan membuat lirik-lirik lagu yang mempunyai rasa seni sastra tinggi karena banyak bercerita tentang peradaban manusia. Lagu-lagu seperti The Trooper, Flight of Icarus, The Prisoners dapatlah dikatakan mewakili satu waktu dari cukilan perjalanan peradaban manusia.

Hal tersebut membuat para penggemarnya merasa ‘bangga’ mendengarkan musik karena asosiasi lagu Maiden dengan karya sastra yang apik yang gagah. Hampir semua penggemarnya setuju jika habis mendengarkan lagunya atau pulang dari menonton konser Maiden dengan perasaan gagah dan bukan perasaan addicted to drugs. Bahkan didapat keterangan bahwa Iron Maiden meminta air mineral dan jus buah sebagai minuman wajib sebelum konser.

Perasaaan gagah dan bangga ini tercermin dari rapihnya ulah penggemar Maiden di konser Jakarta yang lalu. Hampir tidak dapat dibayangkan betapa penggemar Maiden yang mayoritas berkaos hitam dengan pola gambar yang garang, ada yang bertato dan anting dapat menunjukan sikap disiplin yang tinggi. Bahkan hal tersebut tercermin dari kesediaan para penggemar Maiden untuk mengantri dengan tertib pada saat memasuki arena ataupun sekedar mengantri toilet!

epiawaian Maiden juga tampak dengan ditarik kembalinya vokalis lawas mereka Bruce Dickinson kembali ke Iron Maiden karena mereka melihat bahwa terjadi ‘penolakan’ pasar atas vokalis pengganti yaitu Blaze Bayley disebabkan karena kuatnya asosiasi lagu-lagu lawas mereka dengan Bruce Dickinson dan memang tipe suara Bayley tidak bisa menyamai tipe suara Dickinson.

Nilai plus yang ditampilkan oleh vokalis Dickinson lainnya adalah kemampuannya mengemudikan pesawat terbang sebagai seorang pilot yang mengemudikan pesawat terbang B-7575 Iron Maiden bernomor Flight 666. Differentiation ini juga membantu mengangkat citra Maiden sebagai band Heavy Metal yang ingin tampil all-out di setiap konsernya dengan membawa pesawat terbang yang mengangkut peralatan kargo konsernya.

Bahkan pesawat yang diberi nama Ed Force One ini menjadi salah satu promosi berjalan untuk mempertahankan pelanggan lamanya dan menarik pelanggan baru. Hal ini terbukti dengan banyaknya pemberitaan akan pesawat Ed Force One ini di Social Media dan Media Massa yang berdampak menimbulkan Viral Marketing menguntungkan bagi pihak Maiden.

Apresiasi BHINNEKA TUNGGAL IKA ini dapat kita temukan dalam lagu mereka yang berjudul “Blood Brothers”. Lagu ini secara gamblang menekankan persamaan yang secara apik ditulis dengan chorus “We're blood brothers, we're blood brothers” ...
Sebenarnya dengan atau tanpa lagu “Blood Brothers” ini, jika kita melihat profiling dari penggemar Maiden dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa prinsip Bhinneka Tunggal Ika atau “Unity In Diversity” sudah dijalankan para penggemarnya.

Dengan memakai identitas in-group yang sama, seperti kaos Maiden atau merchandise lainnya, segala perbedaan diantara para penggemar menjadi samar atau bahkan crossing the border. Bahkan kesamaan itu akhirnya mengerucut menjadi suatu komunitas yang mempunyai kesamaan kesukaan.

Perasaan in-group inilah yang akan meminimalkan friksi akibat perbedaan-perbedaan yang ada di komunitas seperti status sosial, pendidikan, agama, suku, ras dan lainnya. Suatu terobosan yang luar biasa karena umumnya seperti penggemar musik Metal lainnya, penggemar Maiden pun menganut prinsip ‘down to earth’ yang luar biasa.

Keakraban yang terjalin diantara penggemar Maiden tercipta bukan karena status sosial yang disimbolkan dengan ‘outer packaging’ yang harus bermerek dan mahal – melainkan suatu ‘persamaan’ yang sederhana. Tegur sapa terjalin bukan karena mobil mewah yang dikendarai, bukan juga karena rumah mewah yang dimiliki atau status sosial yang disandang melainkan karena perasaan saling memiliki satu sama lain yang tidak bisa dijelaskan.

“Because it’s there!“ ... itulah jawaban seorang pendaki gunung berpengalaman dari Inggirs bernama George Malory di tahun 1924 hendak mendaki gunung Everest sewaktu ditanya apa nikmatnya mendaki gunung. Bukan hal yang aneh jika seseorang dapat menjadi akrab dengan cepatnya jika berada di kerumunan penggemar musik Metal, seperti misalnya penggemar Maiden yang satu dengan yang lainnya.

Tentunya yang dimaksud penggemar Maiden adalah benar-benar penggemar Maiden dan bukan hanya sekedar ikut-ikutan trend meskipun juga ada penggemar fanatik Maiden yang berasal dari sekedar ikut trend.  Secara makro di negara Indonesia inilah perasaan in-group sudah semakin memudar akibat lebih dominan ditampilkannya perbedaan dan bukannya persamaan, terlepas adanya kepentingan seseorang, kelompok atau golongan.

Semoga perasaan in-groups yang diingatkan kembali oleh Iron Maiden kepada kita – seperti yang dilakukan juga oleh Presiden Amerika Serikat Barrack Obama beberapa waktu yang lalu – dapat membawa nuansa kedamaian bagi kita semua. Mengapa kita harus kembali mengikatkan in-group kita sebagai suatu bangsa? Because it’s there! ....

Ada satu yang menarik dengan kemajuan TEKNOLOGI INFORMASI yang demikian pesatnya ternyata mempunyai suatu efek bagi industri entertainment, yaitu berupa gampang dan murahnya untuk mendowload suatu bentuk hiburan, baik berupa audio maupun video. Dapatlah disebut diantaranya Youtube, FB, Twitter maupun software freedownload seperti 4shared.

Fenoma Shinta-Jojo menjadi salah satu acuan baik untuk mewakilkan betapa massive nya penggunaan IT dalam bisnis hiburan. Di bisnis lain, betapa euforia akan sepakbola Indonesia kembali menyeruak dengan icon baru seperti Irfan Bachdim, Chris Gonzales, dll.

Hal ini selalu mempunyai dua sisi, yaitu di satu sisi Demand atau Pelanggan akan merasa senang karena akan mendapatkan bentuk hiburan dengan cara low cost. Namun dari sisi Supply atau Produsen akan merasa pusing karena menurunnya pemasukan dari distribution channel berupa peredaran kaset, VCD, DVD. Hal ini juga terlihat dari tutupnya gerai distribution channel suatu toko musik yang sudah cukup lama berada di Indonesia karena alasan ini.

Kalau begitu apa yang harus dilakukan oleh pihak Supply atau Produsen atau Artis agar bisa mendapatkan kembali kompensasi berupa money and recognization? Salah satu jawabannya mengadakan pertunjukan konser secara live dihadapan penggemarnya baik secara langsung ataupun melalu perantaraan media massa elektronik yaitu televisi. Inilah yang menjelaskan mengapa sekarang banyak sekali acara hiburan, khususnya musik, disajikan secara live performance di televisi kita ataupun banyak sekali konser-konser yang digelar di Indonesia.

Terus terang jawaban Bruce Dickinson sewaktu ditanya mengapa mau datang ke Indonesia di konferensi pers di hotel Shangrila sangat bagus. Beliau menjawab karena adanya Demand atau kebutuhan pelanggan yang tinggi di Indonesia. Dan terlebih lagi karena adanya gelombang informasi teknologi yang sedemikan rupa yang ‘memaksa’ para pebisnis hiburan untuk ‘melirik’ Indonesia – yang tadinya barangkali hanya dilirik sebelah mata saja.

Kabar gembira ini tentunya harus diantisipasi dengan satu fasilitas yang berkaitan dengan hal ini, yaitu CONCERT LOGISTICS. Hal ini telah ditulis oleh Steve Harris selaku Basis dan pendiri Iron Maiden di buklet album CD konser Flight 666 yang ditulisnya ... it takes month of planning and logistics ....

Bowersox dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Logistik” mengatakan bahwa tujuan Logistik adalah menyampaikan barang-barang jadi da bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang dibutuhkan dan dengan total biaya terendah. Dalam bahasa sederhana dapat dikatakan bahwa Logistik bertugas untuk mendukung konser Iron Maiden dalam hal pengadaan material & barang dari satu tempat ke tempat konser yang lain dengan cara yang paling efektif dan efisien tanpa mengurangi kualitas dan sesuai keinginan pelanggannya.

Bahkan secara cerdik sekali Iron Maiden memanfaatkan moda perpindahan Logistik dengan ‘mengemas’ dalam bentuk pesawat Ed Force One Flight 666 yang mengangkut 3 kontainer ukuran 40 feet untuk keperluan konsernya.

Hal tesebut seperti menjual coklat memakai packaging mewah dan dapat diberi label harga yang bagus dengan menjual coklat apa adanya tanpa packaging. Yang manakah yang paling diinginkan pelanggan Iron Maiden? Jawabnya adalah coklat dengan packaging yang melambangkan identitas in-group tentunya.

Hal-hal yang harus diantisipasi dalam setiap penanganan barang Kargo konser yang diadakan di Indonesia adalah sebagai berikut, (1) Penanganan izin ke Bea Cukai untuk Impor Sementara. Hampir semua barang kargo konser dikatagorikan sebagai barang Impor Sementara seperti Pasal 9 Ayat 1 UU No. 10 Tahun 1995 Jo UU No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan (Bea Cukai) yang harus diminta ijinnya terlebih dahulu ke Menteri Keuangan Republik Indonesia melalu Direktorat Jendral Bea Cukai.

Tentunya proses permohonan izin ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan harus intensif penanganannya oleh pihak PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) yang telah ditunjuk oleh pihak promotor. Juga perlu diperhatikan jika ingin menjual merchandise dari Band yang akan konser di Indonesia tentunya harus dimintakan izin Impor Untuk Dipakai berdasarkan penghitungan Bea Masuk, PPN, PPnBM (jika ada) dan PPH.

Tujuan pengaturan Impor Sementara ini adalah untuk memberikan kemudahan atas pemasukan barang dengan tujuan tertentu untuk digunakan sementara waktu dan pada waktu pengimporannya telah jelas bahwa barang tersebut akan diekspor kembali. Barang Impor Sementara berada dalam pengawasan pabean yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai Republik Indonesia.

Barang Impor Sementara juga diproses dengan mempertaruhkan sejumlah uang sebagai jaminan sebesar Bea Masuk dan Denda Administrasi yang akan ditentukan oleh pihak Bea Cukai. Besarnya jaminan ini jugalah yang membuat hampir semua promotor merasa ‘empot-empotan dan pusing kepala’ jika ingin mengadakan konser hiburan di Indonesia, meskipun terkadang di'limpahkan' dahulu ke PPJK.

(2) Kenyataan lainnya adalah hampir semua promotor musik/hiburan berstatus bukan Importir dan tidak mempunyai API (Angka Pengenal Importir) serta SRP (Surat Registrasi Pabean). Hal ini tentunya dapat dipecahkan dengan koordinasi yang baik antara promotor, PPJK, Kementerian Perdagangan dan Bea Cukai Republik Indonesia.

Penggunaan sistim kepabeanan yang belum 100% paperless juga akan membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama dimana hal tersebut harus diantisipasi oleh para promotor dan harus didiskusikan dengan pihak manajemen artis yang bersangkutan secara transparan agar mereka mendapat gambaran yang tepat mengenai proses Customs Clearance (Pengeluaran Barang melalu Kepabeanan) secara benar.

Tentunya koordinasi dengan pihak aparat lainnya seperti Imigrasi, Administrator Bandara/Pelabuhan, TNI, Kepolisian, PEMDA dan aparat terkait lainnya haruslah diperhatikan mengingat tipe konser ini adalah time-sensitive.

Kenyataan yang ada diatas haruslah bersama-sama kita sadari dan kita antisipasi dengan cara meminta izin di awal waktu atau jauh-jauh hari dan terus memonitor pergerakan izin tersebut secara regular disamping juga membina hubungan baik dengan para aparat terkait.

Secara bisnis PELUANG INDONESIA sangatlah tinggi dalam perputaran bisnis konser hiburan ini, mengingat posisi Demand yang tinggi, baik untuk musik Metal maupun jenis musik lainnya. Posisi ini ditambah dengan kuatnya penggunaan Social Media seperti Twitter dan Facebook akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pesohor hiburan untuk mengadakan konser disini.

Keuntungan lain yang akan diambil adalah akan makin ‘meleknya’ dunia akan Indonesia yang diharapkan akan membawa dampak baik bagi perkembangan pariwisata Indonesia. Saat ini penggemar Iron Maiden tentu akan aware bahwa Maiden mengadakan konser di Indonesia, meskipun mereka belum tentu tahu dimana Indonesia itu berada.

Semakin banyaknya pebisnis konser di Indonesia tentu akan menimbulkan suatu kondisi economic of scale (I really hope, touch wood!) yang berimbas pada semakin kompetitifnya harga tiket yang akan dijual kepada konsumen disamping semakin banyaknya ragam jenis hiburan yang akan kita nikmati.

Pengenalan akan kehandalan musisi Indonesia juga bisa dihadirkan dengan, misalnya, meminta untuk menghadirkan musisi lokal sebagai pembuka konser tersebut yang tentunya diharapkan bisa mengangkat value musisi lokal menjadi tingkat internasional. Pengenalan Indonesia melalui jalur bisnis konser hiburan tentunya akan lebih menjanjikan dibandingkan dengan pengenalan Indonesia akibat kerusuhan ataupun hal negatif lainnya.

Bapak Hermawan Kertajaya selaku pakar Marketing juga telah membicarakan bahwa pengertian “Place” dalam 4 P’s of Marketing telah bergeser menjadi “Community” atau komunitas. Berbicara komunitas tentunya sangat mudah berbicara dalam konsep pergaulan bangsa Indonesia.

Dan itulah yang dimiliki oleh negara kita, Indonesia, sebagai peluang yang besar dan terbuka lebar sebagai langkah awal untuk proses globalisasi di dunia yang semakin datar ini sekaligus melindungi produk lokal yang kita miliki. Kiranya tulisan ini dapat memberikan sisi lain dari hanya sebuah konser Heavy Metal di Indonesia menjadi sebuah pandangan akan kekuatan posisi tawar Indonesia. Semoga.

Salam Metal dan Logistk,
Didiet Hidayat - Logistik Outside and Metal Inside

Photo-photo di album ini diambil dari koleksi teman-teman saya dan media, yaitu: Neilstha Firman, Hariyono 'Onyon', Muadzin Jihad, Titi Suwondo, Raja Ticket, Bonnet Sandra, Andhara Dhian, Ungki Bluz, Latip Kompas dan Erginia.

Berikut ini setlist Iron Maiden yang disuguhkan mereka sebagai memorilibia. Informasi ini diambil dari artikel di kompas.com:
1. Intro


2. Satellite 15... The Final Frontier. Lagu ini merupakan lagu pertama di album terakhir Iron Maiden "The Final Frontier". Lagu tersebut memiliki durasi sekitar 8 menit 40 detik.


3. El Dorado. Lagu ini merupakan lagu kedua di album terakhir Iron Maiden "The Final Frontier". Lagu tersebut memiliki durasi 6 menit 48 detik. Lewat lagu ini, Iron Maiden menyabet Grammy untuk kategori Best Metal Performance pada Grammy Awards 2011, Ahad lalu.

4. 2 Minutes to Midnight. Lagu ini merupakan lagu kedua dari album kelima Iron Maiden, "Powerslave". Lagu tersebut merupakan single ke-10 Iron Maiden dan berada di tangga nomor 11 UK Singles Chart. 2 Minutes to Midnight ditulis Adrian Smith dan Bruce Dickinson dan berdurasi enam menit 4 detik.


5. Coming Home. Lagu ini merupakan lagu keempat di album "The Final Frontier". Durasi lagu tersebut mencapai lima menit 52 detik.

6. Dance of Death. Lagu ini merupakan lagu kelima di album dengan tajuk yang sama "Dance of Death". Lagu yang diciptakan Janick Gers dan Steve Harris tersebut berdurasi delapan menit 36 detik.

7. The Trooper. Lagu ini merupakan single kesembilan Iron Maiden dan berasal dari album "Piece of Mind" yang rilis pada 1983. Lagu yang diciptakan Steve Harris tersebut menceritakan Perang Balaclava pada 1854 saat Perang Crimea. Lagu ini berdurasi empat menit 10 detik.

8. Blood Brothers. Lagu ini merupakan lagu keempat di album ke-12 Iron Maiden yang dirilis pada 2000, "Brave New World". Lagu ini diciptakan Steve Harris dan berdurasi tujuh menit 14 detik.

9. The Wicker Man. Lagu ini merupakan single pertama Iron Maiden dari album "Brave New World" yang rilis pada April 2000. Lagu tersebut ditulis Adrian Smith, Bruce Dickinson, dan Steve Harris. The Wicker Man terinspirasi film di Inggris dengan judul yang sama. Lagu ini berdurasi empat menit 35 detik.

10. When the Wild Wind Blows. Lagu ini merupakan lagu kesepuluh atau terakhir di album "The Final Frontier". Lagu berdurasi 11 menit 1 detik tersebut merupakan lagu terpanjang ketiga Iron Maiden setelah Rime of the Ancient Mariner dan Sign of the Cross.

11. The Talisman. Lagu ini merupakan lagu kedelapan di album "The Final Frontier". The Talisman berdurasi sembilan menit tiga detik.

12. The Evil That Men Do. Lagu ini dirilis pada 1988 dan merupakan single ketujuh Iron Maiden atau kedua dari album "Seventh Son of a Seventh Son". Single ini sempat menapaki tangga lagu keenam UK Charts sebelum naik ke posisi kelima. Lagu tersebut berdurasi empat menit 34 detik.

13. Fear of the Dark. Lagu tersebut ditulis Steve Harris sekaligus menjadi tajuk album Iron Maiden pada 1992 "Fear of the Dark". Ini merupakan salah satu lagu dari album "Fear of the Dark" yang masih tetap dimainkan saat konser Iron Maiden. Lagu ini berdurasi tujuh menit 11 detik

14. Iron Maiden. Lagu ini ada di dalam album debut Iron Maiden bertajuk "Iron Maiden". Lagu ini ditulis Steve Harris dan awalnya dinyanyikan mantan vokalis Iron Maiden Paul Di'Anno. Iron Maiden berdurasi tiga menit 35 detik.

Encore:
15. The Number of the Beast. Lagu ini merupakan single ketujuh Iron Maiden atau single kedua dari album yang judulnya sama. Lagu ini ditulis Steve Harris dengan inspirasi film Damien: Omen II. Lagu tersebut berdurasi empat menit 49 detik.


16. Hallowed Be Thy Name. Lagu yang ditulis Steve Harris ini ada di album "The Number of The Beast". Lagu tersebut dianggap salah satu lagu terbaik heavy metal sepanjang massa. Hallowed Be The Name berdurasi tujuh menit 51 detik untuk versi single dan tujuh menit 12 detik untuk versi album.


17. Running Free. Lagu ini merupakan lagu ketiga dari album pertama Iron Maiden, "Iron Maiden". Lagu ini diciptakan Steve Harris dan mantan vokalis Iron Maiden Paul Di'Anno. Lagu tersebut berdurasi tiga menit 17 detik.

Daftar Pustaka:
- Bowersox, Donald J., Manajemen Logistik, Integrasi Sistem-Sistem Manajemen Distribusi Fisik dan Manajemen Material, Bumi Aksara, 2006
- Simmons, Robert E., Communication Campaign Management – A Systems Approach, Longman, 1990
- Hariyani, Iswi dan Serfianto, R, Panduan Ekspor Impor, Pustaka Yustisia, 2010
- Foster, Bob, Manajemen Ritel, Alfabeta, 2008
- UU No. 10 Tahun 1995 Jo UU No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan Republik Indonesia
- MacNamara, Jim, Wasesa, Silih Agung, Strategi Public Relations – Membangun Pencitraan Berbiaya Minimal Dengan Hasil Maksimal, Gramedia, 2010
- Friedman, Thomas L, The World is Flat – Sejarah Ringkas Abad ke 21, Dian Rakyat, 2006
- <http://www.ironmaiden.com/ >
- <http://www.tempointeraktif.com/hg/musik/2011/02/16/brk,20110216-313838,id.html >
- <http://ehistory.osu.edu/world/articles/ArticleView.cfm?AID=11 >