Saturday, December 24, 2011

Ibu Rumah Tangga – Pakar Logistik dan Supply Chain Management Terbaik di Dunia


Masak iya sih? ... Begitulah reaksi spontan menanggapi judul diatas.  Ada yang menyangsikan, apriori bahkan lebih banyak yang menyangsikan bahkan tidak percaya jika menyaksikan, mendengar atau merasakan pernyataan ini.  Jika anda memang termasuk kelompok seperti diatas, maka silakan anda telaah lebih lanjut lagi.

Pertama kali ijinkanlah saya menerangkan sedikit tentang Logistik dan Supply Chain dalam bahasa sederhana di hari ibu, 22 Desember 2011 ini.  Adalah Logistik berasal dari Military Science dan bahkan telah ada semenjak jaman Romawi dahulu.  Berasal dari kata “Logis” dan “Thickos” atau dalam bahasa sederhana dapat dikatakan berpikir secara rasio dengan menggunakan angka sebagai tolak ukurnya.  Dalam perkembangannya lebih lanjut Logistik tumbuh menjadi bagian dari ilmu Industrial Engineering dan sekarang ada juga yang menempatkan bagian part of Management.

Logistik yang merupakan bagian dari Supply Chain Management mempunyai beberapa aktivitas manajemen pokok seperti; Procurement/Pengadaan, Warehousing/Pergudangan, Inventory /Persediaan, Production/Operasi, Transportasi/Distribusi, Customer Services/Pelayanan dengan melibatkan flow of goods, flow of information dan flow of money.

Dalam bahasa saya yang sederhana dapatlah juga dikatakan bahwa Logistik adalah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana menurunkan cost tanpa mengurangi kualitas secara efektif dan efisien seperti yang diinginkan pelanggan.  OK, baiklah kita lihat satu persatu aktivitas Logistik yang dilakukan oleh ibu Rumah Tangga sebagai berikut:


Procurement/Pengadaan:
Aktivitas ini bertanggung jawab akan mencari sourcing raw material, energy maupun resources lainnya.  Seorang ibu Rumah Tangga dengan sangat terampilnya dapat menerangkan dan menunjukkan source of resources yang dimaksud.  Mulai dari beli kangkung, wearing apparel, mencari PRT, sekolah anak, kursus anak, laundry, berurusan dengan tukang sayur tradisional sampai urusan dengan modern retail. 
Bahkan dalam pelaksanaannya, perlu dilakukan survey dan sampling ke beberapa supplier (bahkan dalam case tertentu semua supplier) untuk mendapatkan komparison harga dan kualitas.  Meskipun dalam penentuan pemilihan supplier ternyata ditetapkan membeli dari supplier yang dikunjungi pertama kali.  Hal tersebut terkadang memang membuat frustasi lawan jenisnya – apalagi yang bukan berasal dari dunia Logistik.

Kepiawain menawar atau bargaining tidaklah diragukan bahkan didukung oleh body gesture yang seakan-akan tidak membutuhkan supplier yang bersangkutan dengan melakukan gerakan meninggalkan supplier dengan harapan dipanggil.  Semua dilakukan dalam konsep Logistik, yaitu mencari resources dengan kualitas terbaik dengan harga terekonomis (baca: terendah) atau bahkan menerapkan prinsip economic of scale, tentunya  dibawah pimpinan Procurement Manager, yaitu ibu Rumah Tangga.


Warehousing/Pergudangan:
Memangnya ada gudang di rumah?  Barangkali selama ini belum terpikir oleh anda sampai hari ini, tapi ijinkanlah saya memberitahukan anda untuk melihat kulkas sebagai miniatur sebuah gudang modern.  Di bagian bawah kulkas untuk penempatan Fast Moving and Medium Moving serta bagian freezernya untuk Cold Chain dan Slow Moving area. 

Telah terbagi areal untuk sayur mayur, telur, daging dan lain sebagainya yang tidak boleh mixture bahkan forbidden.  Bayangkan jika Ice Cream Magnum ditaruh disebelah terasi, maka akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan tentunya.  Dengan sekali lirik stock level yang telah ada di kulkas maupun yang disimpan di tempat lain dapat membuat kegiatan Procurement kembali diadakan.  

Selain kulkas, tentunya masih ada tempat lain yang dijadikan gudang penyimpanan dan terkadang hanya diketahui olehnya seorang, misalnya tempat menaruh uang lebihan belanja dari suami.  Dapatlah dikatakan bahwa penataan kulkas atau gudang lainnya berada dibawah pimpinan Warehouse Manager, yaitu Ibu Rumah Tangga.


Inventory/Persediaan:
Aktivitias ini tentunya erat kaitannya dengan ilmu pergudangan.  Dengan memperhatikan stock level of goods dengan sekali lirik seorang ibu Rumah Tangga dapat langsung memutuskan kapan waktunya untuk kembali melakukan Procument Activity.  Penempatan persediaan dengan kaidah SKU/Stock Keeping Unit memang telah ‘mendarah daging’ bagi seorang ibu Rumah Tangga.  Lihatlah bagaimana seorang ibu Rumah Tangga membuat urutan yang menakjubkan untuk mematchingkan kombinasi antara sepatu, tas serta pakaian dengan konsep Life Cycle yang dapat memadukan ketiganya secara sequent waktu pendek, menengah dan panjang sesuai tuntutan pasar (baca: suami, anak, arisan, reuni, gosip, nongkrong di mall, dll).  Inventory/Persediaan menjadi sesuatu hal yang dinamis dan tidak membosankan dibawah pimpinan Inventory Manager, yaitu ibu Rumah Tangga. 

Sedikit catatan disini bahwa ada sedikit keengganan dari ibu Rumah Tangga untuk melakukan proses berikutnya yaitu Disposal alias pembuangan/penghancuran waste atau used goods.  Untuk hal Disposal, lebih banyak ibu Rumah Tangga yang menerapkan prinsip anticipation in advance, walaupun contohnya, sepatunya telah out of date, karena mereka tahu bahwa mode sepatupun mempunyai Life Cycle yang selalu berulang.


Production/Operasi:
Yang terlintas jika mendengar Production activities adalah kegiatan manufacturing atau pabrik.  Lantas dimanakah letak pabriknya?  Jawabannya adalah di dapur yang memang merupakan tempat perubahan Raw Material menjadi Finished Goods sesuai dengan keinginan pelanggan.   Kegiatan manufacturing ini tentunya tekait erat dengan kegiatan Procurement, Warehousing serta Inventory.   Umumnya kegiatan Manufacturing ini berkaitan erat dengan budget yang diterima dari suami.

Input akan menentukan proses.  Proses akan menentukan output.  Output akan menentukan loyalitas pelanggan demikianlah kira-kira alur pikir yang dipakai.  Sebagai contoh, nasi goreng enak yang dibuat oleh seorang  ibu Rumah Tangga untuk anak dan suaminya akan menjadi cerita lain, jika garam yang dipakai untuk memproduski nasi goreng adalah garam Inggris.  Berlainan dengan common manufacturing yang memproduksi finished goods berdasarkan stamping dan dies yang telah ditentukan alias spesialisasi, kata kunci manufacturing seorang ibu Rumah Tangga sebagai Production Manager atau Manufacturing adalah differensiasi alias keunikan selain quality, tentunya. Bagaimana dengan peribahasa nenek moyang kita yang mengatakan bahwa cinta bisa lahir dari perut?


Transportasi/Distribusi:
Kegiatan memindahkan suatu produk dari point of origin ke point of destination inipun dilakukan seorang ibu Rumah Tangga dengan memakai beberapa constraint yang ajaib.  Jika anda seorang laki-laki, bisakah anda membayangkan harus mentransportasikan atau mendistribusikan diri anda sendiri ke arisan atau melakukan kegiatan Procurement dengan tetap memakai high heel sementara harus berjuang mendapatkan tempat hanya untuk berdiri di Busway dengan tetap menjaga keutuhan make up, misalnya. 
Antar jemput anak ke sekolah ataupun tempat les memperlihatkan kepiawan dalam mempergunakan time management.   Disisi lain pendistribusian juga memperlihatkan kepakaran seorang ibu Rumah Tangga sebagai Distribustion Manager untuk membagi porsi gaji suaminya agar kegiatan Procuremen, Warehousing, Inventory serta Transportasi atau Distribusi.


Customer Service/Pelayanan:
If it is to be, it is up to Customer.  Demikianlah prinsip bisnis sekarang.  Customer is the King, as long as they pay.  Demikianlah tambahannya.  Prinsip menyenangkan hati pelanggan ini dengan dasar listening and understanding memang menjadi senjata maut seorang ibu Rumah Tangga.  Empati dan simpati merupakan kombinasi yang membuat seorang ibu Rumah Tangga mau mendengarkan curahan hati, baik terprogram maupun colongan dari rekan bicaranya.  Bahkan hal inilah yang dapat membuatnya menangis menyaksikan sinetron Winter Sonata maupun merasakan kegelisahan seorang Julia Perez menanti restu ibunda.  Sebagai contoh lainnya, jika ada seorang bayi rewel di tengah malam yang dapat menciptakan suasana kurang kondusif, maka solusi terbaiknya ada di tangan ibu Rumah Tangga.

Siapa yang menguasai informasi dialah yang menguasai pasar.  Siapa yang menguasai pasar dialah yang menguasai bisnis.  Prinsip inilah yang kemudian diterapkan dengan baik oleh ibu Rumah Tangga.  Dengan cepat ibu Rumah Tangga dapat mendeteksi kegundahan anak-anaknya maupun kecentilan suaminya.
Di sisi lain, kegiatan Customer Service ini memang mempunyai sisi lain alias gosip alias wanna know urusan orang.  Siapakah salah satu barisan yang paling pertama mendengar bahawa Nikita Willy sedang jalan dengan Miguel atau Ayu Ting Ting ngebet nikah kalau bukan ibu Rumah Tangga selaku Customer Service Manager.


Other/Tambahan:
Sebagai tambahan dapatlah dikatakan bahwa kegiatan Logistik mempunyai ciri khas lain, yaitu Demand Forecasting, Safety, Detail dan Continous Improvement yang dalam bahasa sederhana itu berarti antisipasi apa yang diinginkan pelanggan, main aman, terperinci dan selalu mengingkan lebih baik.  


Sekumpulan ciri-ciri yang dimiliki oleh seorang ibu Rumah Tangga – pakar Logistik dan Supply Chain terbaik di dunia.  Selamat hari ibu.

Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayaqt, A.Md, S.E., M.Si
Logistics Expert

e-Mail/YM/FB/Twitter/Linked-In/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com




Thursday, December 8, 2011

Seminar & Gathering "Road Transport: Optimizing Flexibility"



Seminar & Gathering
"Road Transport: Optimizing Flexibility"
Jakarta, 21 Desember 2011

TEMPAT PELAKSANAAN:
Graha Adi Puri, Wisma Subud
Jl. R.S. Fatmawati 52, Jakarta Selatan

INVESTASI:
Rp. 400.000 per peserta
(sudah termasuk Certificate dan Snack & Lunch)

AGENDA KEGIATAN

08.30 – 09.00
Registrasi Peserta

09.00 – 09.05
Pembukaan oleh Ketua Umum ALI

09.05 – 12.15
“Best Practices & Trends in Transportation”
- The strategic roles of transportation in Operations and Supply Chain
Management
- Modes of transportation: Key issues of each of transportation mode
Narasumber: Harry Purwoko - Damco Logistics

12.15 – 13.30 Lunch

13.30 – 15.00
“Transportations- driven Supply Chain Network: IT System Challenges” -
Vehicle Routing Management System
- GPS, Mobile Connectivity & Handhelds and other related technology

15.00 – 15.15 Coffee Break

15.15 – 16.45
“Road Transport in Action – Sharing Experience”
- The challenges & opportunities in managing Road Transport
- Health, Safety, Security & Environment Management in Transportation
Narasumber: Tata Djuarsa – PT. Bintang Baru Raya

INFORMASI DAN PENDAFTARAN
ALI Secretariat (Elsa / Meta)
Tel. 021 - 3863936 atau 021 - 9278 7097
e-Mail. adminstaff.ali@gmail.com, meta@ali.web.id, secretariat@ ali.web.id

Seminar Logistik Nasional "Peluang dan Tantangan Teknologi Informasi dan Komunikasi"


SEMINAR LOGISTIK NASIONAL
"PELUANG DAN TANTANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI"

WAKTU:
Kamis, 15 Desember 2011
Pkl. 08.00 - 16.00 WIB

TEMPAT:
The Bridge Function Room 123
Aston Rasuna Jakarta
Komplek Apartemen Taman Rasuna, Jakarta

AGENDA KEGIATAN
08.30 – 09.00
Registrasi - Coffee/Tea + Snack

09.00 – 09.15 Pembukaan

Sesi Pagi: Seminar - Moderator: Dr. Rima Agristina

09.15 – 10.00
Kebijakan Pemerintah mengenai peran Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam perumusan Sistem Logistik Nasional
Dr. Nofrisel, Sekretaris Kelompok Kerja Ahli Tim Sistem Logistik Nasional

10.00 – 10.45
"The Role of Information Sharing and Quality for Improving Supply Chain
Performance"
Dr. Ferry Jie, WakilDirektur Program Manajemen Logistik Universitas RMIT

10.45 – 11.30
"Implementasi EDI mendukung peningkatan daya saing perekenomian nasional"
Budi Susilo, DirekturUtama PT EDI Indonesia

11.30 – 12.00 Diskusi Panel dan Penandatanganan Kerjasama

12.00 – 13.30 Istirahat dan Makan Siang

Sesi siang: Talk Show - Host: Hutomo Lembito, M.B.A

13.30 – 14.45:
"Implementation of Information, Communication and Technology dalam
mendukung proses bisnis Fed-Ex"
Ir. Hasto Baskoro, Senior Manager Information Technology Department FedEx
Indonesia

"Peran Asosiasi dalam Sistem Logistik Nasional"
Ir. Mahendra Rianto, Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia

14:45 – 15.00 Penutup dan Ramah Tamah

INVESTASI
UMUM : Rp. 800.000,- per peserta
Member ALI : Rp. 500.000,- per peserta
(Sudah termasuk Certificate, Seminar Kit, Snack & Lunch)

PENDAFTARAN
ALI Secretariat
Ph. 021 - 386 3936, 021 - 9278 7097
e-mail. meta@ali.web.id, admin@ali.web.id

Thursday, November 17, 2011

ISCL 2011: Logistik, Dunia (Yang Seharusnya) Gemerlap

Hingar bingar The 6th Indonesia Supply Chain and Logistics - Expo and Conference (ISCL) 2011 yang dengan sukses telah diadakan oleh ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia) dan ALI (Asosiasi Logistik Indonesia) pada tanggal 2-4 November 2011 di JCC hasil kerja sama dengan Debindo selaku event organizer dengan mengusung tema "The New Era of Indonesia Logistics: Centre of South East Asia" memang telah usai.

Berbagai informasi, konfirmasi, afirmasi, diskusi, wacana, doa serta harapan telah banyak dilihat, didengar serta  dirasakan dengan berujung kepada satu hal, yaitu kesejahteraan Logistik bagi seluruh rakyat Indonesia.

Namun, ada satu hal yang menarik pada saat pelaksanaan ISCL 2011 ternyata berbarengan dan bersebelahan dengan pameran komputer di JCC.  Pada saat itulah, bagi yang datang, dapat menyaksikan 2 buah dunia berdampingan, yaitu dunia gemerlap (baca: dugem) dan dunia yang seharusnya gemerlap (baca: duyasehargem).

Di dugem, meskipun harus merogoh kocek untuk dapat melihat expo, dibanjiri ruah oleh para peserta, sementara di duyasehargem, meskipun free untuk expo nya, dibanjiri sedikit ruah dengan berbagai macam celotoh yang dapat disimpulkan dengan kalimat sederhana, yaitu "Logistik itu apaan, sih?" ...

OK-lah untuk para pelaku Logistik sudah mengerti bahwa fungsi Logistik adalah penurun cost, sehingga harga jual suatu produk dapat terjangkau oleh para pembeli tanpa mengurangi kualitasnya.  Gemah ripah loh jinawi dst ... adalah tujuan akhir Logistik bagi kita semau.  Tapi, apakah para penduduk "dugem" sudah mengerti akan hal tersebut?

Saya tidak akan bercerita mengenai teori normatif dan empiris dari Logistik karena hanya akan membosankan bagi yang sudah mengerti dan akan membingungkan bagi yang belum mengerti.  Hanya, ijinkanlah saya mengatakan suatu hal bahwa jika ternyata sampai hari ini masih ada orang luar negeri yang tidak tahu di mana letak Indonesia, maka yang seharusnya bekerja lebih keras dan cerdas lagi adalah orang Indonesia agar hal tersebut tidak terjadi.

Demikianlah jugalah bagi orang Logistik, jika ternyata masih ada orang non Logistik yang masih belum tahu mengenai fungsi Logistik, maka yang seharusnya bekerja lebih keras dan cerdas lagi adalah orang Logistik itu sendiri agar hal tersebut tidak terjadi.  Jika mau, bisa menggunakan pilar ke 5 Demokrasi, yaitu Social Media.

ISCL 2011 telah sukses memainkan perannya dalam usaha  'menyadarkan' akan pentingnya Logistik (dan Supply Chain) sehingga bibit-bibit yang telah bertahun-tahun ditanam mulai menampakan hasilnya satu persatu bagi negeri ini.

Bagaimana dengan anda?

Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, SE, M.Si
ISCL 2011 Committee


-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Dibawah ini adalah e-mail dari panitia sebagai memorilibia:


Rekan-rekan,

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) and Asosiasi Logistik dan Forwarder

Indonesia (ALFI) proudly present the 6th Indonesia Supply Chain and
Logistics Conference

“The Core of Any Business is Supply Chain”

How can your business benefit most from current and future trend in supply
chain management? Be ready for new challenges and opportunities as getting
lagged in business is not your option! Share the secrets behind successful
companies in managing the complexities of freight deliveries, warehousing,
and logistics through to customs handling.

Join the Indonesia Supply Chain Conference 2011 to Share the Logistics
Industry Outlook :
“The New Era of Indonesia Logistics: Center of South East Asia”
Assembly Hall – Jakarta Convention Center

SCHEDULE
Wednesday – Thursday, 02 – 03 November 2011 09.00 – 17.00 WIB

Keynote Speech:
M. Hatta Rajasa, Minister Economics Coordinator of the Republic Indonesia*

TOPICS & SPEAKER
DAY 1
“Challenge & Opportunity of Indonesia to be Center of South East Asia” -
Prof. Dr. Dorojatun Kuntjoro Jakti

“Maritime Based Logistics as a Backbone of Indonesia’s Logistics” -
1. Prof. Senator Nur Bahagia, CLoCS ITB
2. Suyono, WK Bidang Angkutan Kontainer DPP INSA

DAY 2
Process Optimization through Lean Management - Prof. T. Yuri M.
Zagloel, Universitas Indonesia

Future of Logistics Business in Indonesia – Barrie Akbar, APLL Regional
Office Singapore*

Demand Forecasting Strategies – Prof. I Nyoman Pujawan, Ph.D, CSCP., ITS
Surabaya

Collaborative Inventory Planning – Soerjo Winarto, Johnson & Johnson
Indonesia

Supply Chain Collaboration between Manufacturer & Retailer: Driving the
Business through Supply Chain as trusted Retailer's Partner - Bayu
Soedjarwo, L'Oreal Indonesia

Indonesia Logistics Industry Outlook: Indonesia 2012 and beyond – Gopal R,
Frost & Sullivan

INVESTASI:
Rp. 1.750.000,- per peserta

Harga Khusus Mahasiswa dan Dosen Rp 500.000,- per peserta (membawa tanda
bukti Mahasiswa dan Dosen)

INFORMASI DAN REGISTRASI
ALI Secretariat
Ph. 021 – 386 3936 / 9278 7097 / 0812 8877 1150
Email. secretariat@ali.web.id, adminstaff.ali@gmail.com

Monday, November 14, 2011

Sisi Ketiga Uang Logam




Logistik: Sisi Ketiga Uang Logam
Monday, 14 November 2011
Di hari pahlawan 10 November lalu, sewaktu kami sedang makan siang, ada seorang teman memberikan teka teki kepada saya dengan pertanyaan sederhana, yaitu “Ada berapa sisi pada sebuah uang logam 500 rupiah?”.

Saya pun bergegas menjawab bahwa ada dua sisi. Menurut teman saya, jawaban yang tepat adalah tiga sisi, yaitu sisi bergambar bunga Melati,sisi bergambar burung Garuda, dan sisi ketiga yang bergerigi di antaranya. Saya pun terperanjat dengan pernyataan teman saya itu karena memang benar adanya.Ada sisi ketiga pada uang logam yang tidak terlalu terlihat jika kita tidak memperhatikan dengan seksama.

Teman saya pun melanjutkan penjelasannya bahwa berusahalah melihat segala sesuatu dengan lengkap di setiap sisinya. Selalu lihat,dengar dan rasakan. Sisi bunga Melati dan sisi burung Garuda itu melambangkan pandangan Anda dan saya sebagai sisi pandangan berseberangan sedangkan sisi ketiga melambangkan pandangan kita yang menyatukan serta merekatkan kedua pandangan yang telah ada, demikian penjelasan teman saya lebih lanjut seraya meneruskan makan siangnya.

Pembicaraan pun berlanjut mengenai kabar gembira dengan dikeluarkannya gelar pahlawan nasional kepada tujuh anak bangsa yang telah berbuat suatu yang terbaik bagi bangsa ini. Saya sangat bergembira hati mendengar berita tersebut karena memang sudah seharusnya. Tidak ada yang perlu diragukan lagi bahwa Negara Indonesia ini pun bisa berdiri karena banyak jasa para pahlawan baik yang dikenal maupun tidak dikenal.

Hal ini bisa terjadi karena jika diibaratkan sebagai manusia,maka Indonesia adalah seorang gadis cantik yang menjadi pujaan dan rebutan banyak orang, baik dengan cara yang wajar dan tidak wajar.Secara kasatmata, kecantikan memang mempunyai anugerah dan kutukan sekaligus. Lokasi,lokasi,dan lokasi.Indonesia sebagai suatu bangsa maritim dengan garis pantai terpanjang di dunia mempunyai 17.506 pulau (setelah dikurangi Sipadan dan Ligitan) memang mempunyai anugerah dan kutukan tersendiri.

Mulai dari posisi yang sangat strategis diapit dua benua,setiap hari dilintasi 30% traffic perdagangan laut, lahannya yang kaya raya,penduduk yang ramah,lautan yang menyimpan potensi hasil laut (masih dikatakan potensi karena belum maksimal digunakan), seni budaya tinggi serta pemandangan alam yang tiada tandingan sudah merupakan “santapan” sehari-sehari sehingga kita pun menjadi terbiasa dengan hal yang sudah disebutkan.

Ternyata di sisi lain,ada “kutukan” yang harus kita tanggung yaitu masalah idpoleksosbudhankam yang masih ada.Mulai dari ancaman disintegrasi, kualitas SDM, merajalelanya produk impor, infrastruktur, ekonomi biaya tinggi. Sekiranya boleh dapat digambarkan dalam satu kalimat sederhana yaitu distribusi kesejahteraan yang belum merata.

Segala macam usaha dan cara telah ditempuh untuk membantu mencari solusi pemecahan permasalahan kutukan di atas,mulai dari jargon,slogan, simposium, raker, seminar, debat, dialog sampai tobat bersama. Tanpa bermaksud mengesampingkan segala macam usaha yang telah ditempuh, izinkanlah saya mengemukakan sisi ketiga yang selama ini belum dikedepankan bahkan terlihat masih dikesampingkan, yaitu pendekatan logistik sebagai salah satu cara pandang, solusi, alat pencapai kesejahteraan dan perekat integrasi bangsa ini.

Respons normal yang akan terucap serta terlontar adalah apakah sebenarnya logistik itu dalam bahasa sederhana yaitu “Logistik apaansih?”dan hal tersebut sangatlah wajar mengingat masih minimnya pemahaman yang benar dari bangsa ini akan logistik. Kata “logistik” sendiri berasal dari bahasa Yunani yang dapat diartikan sebagai sesuatu pikiran yang logis.

Sementara, Oxford English Dictionary mendefinisikan“logistik”sebagai“the branch of military science relating to procuring, maintaining and transporting material, personnel and facilities”. Tidaklah mengherankan jika penerapan awal logistik dilakukan di bidang militer bahkan di jaman Romawi. Kalau memang ilmu logistik sudah begitu tua, mengapa banyak orang Indonesia yang masih belum terbiasa?

Definisi logistik sebagai bagian dari supply chain dalam bahasa yang sederhana, yaitu bagaimana caranya memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain dengan cara yang paling efektif dan efisien, tanpa mengurangi kualitas sesuai keinginan pelanggan. Logistik inilah yang bertanggung jawab menurunkan cost sehingga suatu produk dapat dijual dengan harga yang wajar dan terjangkau.

Dapatlah dikatakan bahwa tulang punggung logistik adalah transportasi sedangkan tulang punggung transportasi adalah infrastruktur. Dengar dan rasakan serta bayangkanlah jika harga sebuah produk sama, terjangkau, stoknya selalu tersedia dengan kualitas yang sama dari Sabang sampai Merauke. Bukankah hal tersebut sesuai dengan keinginan pelanggan? Kenyataan yang ada tidaklah demikian.

Dengan proses distribusi yang tidak merata, saudara-saudara kita di Indonesia bagian Timur harus memikul beban harga yang lebih tinggi akibat distribution costyang akan dibebankan. Bayangkan jika lautan kita yang luas kita perlakukan sebagai penyatu dan bukan pemisah sehingga moda pengangkutan laut menjadi sangat mumpuni sebagai pengangkut arus lalu lintas barang, jasa dan manusia.

Jika moda pengangkutan khususnya moda laut sudah sedemikian masif,baik dari segi kualitas dan kuantitas, maka bukan hanya distribusi barang saja yang merata, melainkan juga distribusi penduduk sehingga tidak terkonsentrasi khususnya di Pulau Jawa saja, sehingga distribusi pembangunan juga semakin merata yang berujung kepada distribusi kesejahteraan.

Sehingga, cukuplah dengan perdagangan domestik sesama kita bisa menjadi tulang punggung ekonomi dalam contoh nyata buah-buahan lokal yang menjadi raja di negara ini,bukan buah impor. Bukankah distribusi kesejahteraan merupakan salah satu syarat tidak terjadinya disintegrasi bangsa ini? Locally integrated and globally connected seharusnya.

Bayangkanlah jika penggunaan ilmu logistik kita sudah maju, sehingga kita tidak perlu naik gaji tiap tahun karena justru harga produk-produklah yang turun sehingga daya beli kita semakin kuat meski tidak naik gaji. Harga kebutuhan pokok,uang sekolah,tarif tol turun setiap tahun sampai ke titik yang tidak merugikan merupakan salah satu impian yang harus diperjuangkan.

Sehingga kita tidak perlu putar otak terlalu keras untuk mencari uang dalam rangka mencukupi kebutuhan sampai melakukan hal-hal yang tidak terpuji seperti korupsi, misalnya. Kenyataan yang ada saat ini peringkat Logistics Performance Index (LPI) 2010 berdasarkan survei Bank Dunia menempatkan Indonesia di urutan 75 dari 183 negara.

Padahal, hasil survei LPI 2007 sebelumnya malah menempatkan Indonesia di urutan ke-43 yang artinya turun peringkatnya secara drastis. Tidaklah mengherankan jika terjadi gejolak ketidakpuasan rakyat akan distribusi kesejahteraan yang sebenarnya bisa dicapai dengan pengoptimalkan logistik sebagai salah satu bagian solusi restorasi nasional.

Sudah saatnya kita menempatkan logistik sebagai prioritas di atas prioritas atas nama keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Apakah satria piningit yang dinantikan itu adalah seorang pahlawan logistik nasional?  R DIDIET RACHMAT HIDAYAT Pemerhati Logistik dan Pengurus Asosiasi Logistik Indonesia
  



Tulisan ini juga dimuat di Koran Seputar Indonesia edisi cetak hari Senin, 14 November 2011 dalam kolom Periskop Prospek Industri Logistik.

Wednesday, November 2, 2011

ISCL 2011: Sebuah Penantian Panjang Untuk Indonesia


Hari ini, Rabu tanggal 2 November 2011, perhelatan tahunan yang diberi nama "The 6th Indonesia Supply Chain and Logistics - Conference and Expo (ISCL) 2011" kembali digelar oleh ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarders Indonesia) bekerja sama dengan ALI (Asosiasi Logistik Indonesia) di JCC Jakarta.

Acara tahunan yang sedianya akan berlangsung dari tanggal 2 sampai 4 November 2011 mengambil tema "The New Era of Indonesia Logistics - Center of South East Asia memang seakan menyadarkan Indonesia akan ketergantungannya terhadap Singapura dalam hal Hub Port alias pelabuhan pengumpul, baik untuk angkutan kargo laut berupa container maupun angkutan kargo udara.  

Betapa tidak, negara Singapura yang notabene hanya noktah kecil di atas peta dunia ternyata menjadi tempat bergantungnya negara ini dalam trafik ekspor dan impor dari dan ke Indonesia menuju negara pembeli atau penjual.

Business certainty, lead time yang sudah teratur dengan sistim yang sudah efektif serta efisien memang nyata telah menempatkan Singapura di atas rata-rata.  Bahkan survey World Bank berupa Logistics Performance Index (LPI) edisi 2010 telah menempatkannya di posisi 2 dari 155 negara sedunia, sementara Indonesia dengan tenang berada di posisi 75.  Sekedar catatan untuk kita bahwa Indonesia dahulu menduduki urutan ke 45 dalam hal LPI edisi 2007.

Tanpa terasa, sudah 200 tahun negara ini telah bergantung kepada Singapura untuk urusan Logistik.  Meninggalkan Indonesia jauh dibelakang dengan segala permasalahan high cost economy yang ada sehingga menjadikan negara ini kalah bersaing di era pintu gerbang globalisasi ASEAN maupun dunia.

Dengan melihat kenyataan bahwa ternyata Malaysia telah berkolaborasi dengan Singapura untuk urusan Hub Port, yang memang ternyata menguasai hajat hidup orang banyak, apakah sesederhana itukah masalahnya?

Sekarang apakah jawaban dari permasalahan yang ada diatas.  Dapatlah dengan sederhana kita simpulkan jawabannya adalah paradigma Indonesia melihat, mendengar, merasa serta memperlakukan Logistik dan Supply Chain.

Cara pandang seperti yang ada sekarang memang masih memperlakukan Logistik dan juga Supply Chain sebagai sesuatu yang asing bahkan mungkin sebagai hal yang tidak penting atau terakhir untuk diperhitungkan.

Padahal, jika diperlakukan dengan semestinya, Logistik dan Supply Chain dapat menjadi alat bantu, bahkan sebagai “way of life” secara efektif, efisien serta mengedepankan kolaborasi dan networking cooperation.

Haruskah kita menanti 200 tahun lagi untuk sadar bahwa jawabannya ada di Logistik dan Supply Chain?

Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, SE, M.Si
Logistics Expert

e-mail/YM/FB/Twitter/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com



Sunday, October 30, 2011

Green Logistics - 1-Day Free Seminar “Green Fox – The Linfox Commitment to the Environment”:



Green Logistics, anyone?  

Peran serta orang Logistik dalam usaha menjaga lingkungan hidup dan menurunkan emisi karbon khususnya di bidang Transportasi ...


Salam Lingkungan, Logistik dan Supply Chain,

R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, SE, M.Si
Relation Dept - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI)
e-mail/YM/FB/Twitter/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com

----------------------------------------------------------------------------------------------------------


Rekan-rekan,

ALI (Asosiasi Logistik Indonesia) dan Linfox Logistics Indonesia mengadakan 1-Day Free Seminar “Green Fox – The Linfox Commitment to the Environment”:

*Topik dan Pembicara*
“GM Sustainability – Introduction to Sustainability & Linfox Priorities” - Mr. David McInnes

“Country Convener Sustainability Programmes Locally, Resources, Action” - Mr. Agung Wibowo , IT Manager – Indonesia

“GM OD – Workshop on Sustainability Themes and Initiatives” - Ms. Michelle Joy, Group Manager Organizational Development – Asia Pacific

“GM Sustainability Summary” - Mr. David McInnes

*Waktu*
Tuesday, 01 November 2011
10.00 – 15.30 WIB

*Tempat*
Ballroom 1, Ritz Carlton Hotel – Kuningan, Jakarta

*Investasi*
Gratis – (Maks. 2 peserta masing-masing perusahaan)

***
LEMBAR KONFIRMASI*
Nama:
Posisi:
Perusahaan:
Telp/HP:
Email:
Mohon lembar konfirmasi diisi lengkap dan dikembalikan ke email address
adminstaff.ali@ gmail.com atau fax ke 021 – 386 3936.

Saturday, October 29, 2011

Press Release Penandatanganan Nota Kesepakatan Antara Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Dengan PPM Manajemen (PPM) Tentang Kerjasama Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Bertempat di kantor PPM Manajemen (PPM) Jakarta, Jalan Menteng Raya 9, Jakarta 10340 pada tanggal 25 Oktober 2011 lalu telah dilangsungkan penandatangan nota kesepakatan atau MOU antara pihak Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) yang diwakili oleh Ketua Umum Bapak Zaldy Ilham Masita dengan pihak PPM Manajemen (PPM) yang diwakili oleh Direktur Utama Bapak Andi Ilham Said untuk kerjasama penelitian dan pengembangan sumber daya manusia serta kerjasama lainnya yang akan dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan pendukung kegiatan utama.

Acara penandatangan tersebut juga dihadiri oleh Direksi PPM School of Business Bapak Dr. Martinus, Bapak Dr. Alex dan Ibu Dr. Ningky Sasanti serta Direktur Eksekutif Sembada Pratama Bapak Hoetomo Lembito yang juga akan bekerja sama untuk menyiapkan program MM Eksekutif Muda dan MM Eksekutif dengan konsentrasi Supply Chain Management.  Program MM tersebut mempunyai konsep menggabungkan pendekatan Akademik dan Logistics Best Practise dengan standar sertifikasi profesi serta memang dirancang untuk mengisi kesenjangan tenaga ahli profesional Logistik tingkat Manajerial di Indonesia.

Dasar pemikiran yang tercermin adalah dari kenyataan bahwa Indonesia mempunyai jumlah penduduk nomor 4 (empat) di dunia dan merupakan pangsa pasar Logistik dan Supply Chain yang sangat luar biasa baik untuk kawasan ASEAN maupun dunia.

Menghadapi akan diselenggarakannya liberalisasi pasar SDM Logistik ASEAN di tahun 2013 dan ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015 juga membuka satu ceruk peluang maupun tantangan, yaitu pengembangan sumber daya manusia Indonesia, khususnya dalam bidang Logistik dan Supply Chain.

Kenyataan bahwa secara umum, daya saing tenaga kerja Indonesia masih rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya tercermin dari data Asian Productivity Organization (APO) bahwa dari setiap 1000 tenaga kerja Indonesia hanya ada sekitar 4.3% yang terampil sedangkan Philipina 8,3%, Malaysia 32,6% dan Singapura sebesar 34,7%.  Sedangkan dalam indeks pembangunan manusia, Indonesia menempati urutan ke 6 di antara 10 negara anggota ASEAN dan urutan ke-111 dari 182 negara di dunia, meskipun harus diakui bahwa banyak anak bangsa yang mempunyai prestasi luar biasa di bidangnya masing-masing.

Pola pendidikan yang link and match dengan dunia kerja akan membantu meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia sebagai salah satu modal dasar pembangunan Indonesia.  Bahkan dalam Masterplan Percepatan, Perluasan dan Pengembangan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (MP3EI) yang telah diresmikan oleh  Presiden SBY tanggal 27 Mei 2011 yang lalu, dinyatakan bahwa prasyarat pembangunan di peringkat ke-2 adalah mutu modal manusia.

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) yang telah membidani lahirnya Sembada Pratama – The 1st School of Supply Chain and Logistics in Indonesia di tahun 2010 di bidang sertifikasi profesi dengan metode pengajaran hands-on, tentunya mempunyai tanggung jawab dan ingin berperan serta lebih dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya dalam bidang Logistik dan Supply Chain.  Sementara PPM Manajemen (PPM) merupakan salah satu institusi pendidikan yang telah menyebarluaskan praktik-praktik Manajemen di Indonesia dan telah mendesiminasi ilmu manajemen melalui puluhan ribu alumninya yang tersebar di seluruh Indonesia.

Menjadikan sumber daya manusia Indonesia sebagai tulang punggung dan tuan rumah di negeri sendiri merupakan suatu langkah panjang yang tidak mudah akan tetapi juga sangat berharga untuk dilakukan.  Kesamaan pandangan inilah yang menjadi dasar penandatangan MOU antara pihak Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) dan PPM Manajemen (PPM) sebagai salah satu jawaban nyata dalam upaya menyajikan sumber daya manusia Logistik dan Supply Chain Indonesia yang dapat bersaing di pasar regional dan global. 


Salam Logistik dan Supply Chain,

R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, SE, M.Si
Relation Dept - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI)
e-mail/YM/FB/Twitter/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com
website:  http://www.sembadapratama.com

Friday, October 28, 2011

Summary Seminar Himpunan Mahasiswa Logistik STMT Trisakti “Peningkatan Fungsi dan Peran Logistik Melalui Kompetensi Sumber Daya Manusia serta Kepedulian atas Kepentingan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja”


Berikut disampaikan summary Seminar Himpunan Mahasiswa Logistik STMT (Sekolah Tinggi  Manajemen Transpor) Trisakti dengan tema Peningkatan Fungsi dan Peran Logistik Melalui Kompetensi Sumber Daya Manusia serta Kepedulian atas Kepentingan Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja yang telah diadakan tanggal 5 Oktober 2011 lalu di Aula lantai 7 kampus STMT Trisakti, Jalan IPN No. 2, Cipinang Besar Selatan, Jakarta  13410.

Summary ini mencerminkan semangat mahasiswa Logistik dalam memadukan ilmu dan seni untuk bekal mereka di dunia bisnis setelah menyelesaikan jenjang pendidikan di perguruan tinggi.

Topik pembicaraan di bagi menjadi 3 (tiga) bagian dengan di pandu oleh moderator Ostman Arafat, SE, MM sebagai berikut:

Health, Safety and Enviroment (HSE)
Pembicara: Hari Subagyo (PT. APL Logistics)

Peran HSE dalam perusahaan adalah fungsi yang diimplementasikan dalam pentingnya K3.

Safety itu sangat penting, karena:

-          Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
-          Mengurangi kecelakaan kerja
-          Menihilkan resiko kecelakaan kerja

Dulu perusahaan berfikir/memandang pentingnya HSE dengan sebelah mata, dan mereka menganggap implementasi HSE dalam perusahaan hanya tindakan yang tidak efektif dan efisien karena pastinya memerlukan biaya, pada kenyataannya hal itu memang benar namun sebanding dengan apa yang didapat dari manfaat pengimplementasian HSE dalam lingkungan kerja.

Sedikit saja perusahaan mengabaikan akan peran HSE, maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan kerugian yang besar bagi perusahaan (missal kecelakaan kerja, perusahaan setidaknya harus memberikan santunan kepada karyawannya yang mengalami kecelakaan kerja dan citra perusahaan pun juga akan menurun).

Budaya safety yang lazimnya ada di perusahaan adalah:
Reactive: karyawan takut dan menjalankan system K3 karena diawasi oleh atasan.
Dependent: karena ada aturan atau sangsi.
Independent: demi keselamatan pribadi.
Interdepent: demi keselamatan bersama.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatakan kepedulian karyawan terhadap pentingnya HSE:  Training internal/eksternal, Organisasi khusus yang menangani HSE, dll ...


”Kepedulian Atas Kepentingan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Pembicara: Ricky M. Mulia, ST, MSc (Ka Sie Analisis Balahiperkes & Keselamatan Kerja)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Tujuan dan Sasaran
Agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja dalam keadaaan selamat dan sehat.
Agar sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan apapun.

K3 adalah Tanggung Jawab
Pemerintah
Pengusaha/Pengurus Perusahaan
Tenaga Kerja
Masyarakat Pada Umumnya

Kesimpulan
Setiap pekerjaan/aktivitas selalu ada bahaya dan ingin mendapatkan apa yang dituju (mendapatkan nilai tambah).  Juga dalam setiap kegiatan pasti ada dampak negatifnya.


Benchmarking & Competitive Advantage SDM Logistik Untuk Peningkatan Fungsi dan Peran Logistik
Pembicara: R. Didiet Rachmat Hidayat, Amd., SE., M.Si.

Logistik saat ini sangat berkembang di Indonesia, namun dalam perkembangannya terdapat kesalahan yang dikarenakan kurangnya pengertian atau pemahaman dari SDM akan arti logistik itu sendiri.

Tingginya biaya ekonomi di Indonesia, dikarenakan karena masalah tenaga kerja, masalah suku bunga kredit/biaya pinjaman yang tinggi, masalah birokrasi/politik yang memakan biaya tidak sedikit dan masalah infrastruktur. 

Adapun tujuan dari logistik adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara efektif dan efisien sehingga timbul kepuasan konsumen yang maksimal.

Keuntungan adanya persaingan dalam dunia ekonomi:
1.      Keuntungan biaya
2.      Spesialisasi produk

Dalam bekerja dan mencapai kesuksesan setidaknya harus menerapkan prinsip “ORA ET LABORA”, yang berarti berdoa dengan bersungguh-sungguh dengan bekerja keras dan cerdas sesuai dengan talenta atau keahlian yang dimiliki.

Kiranya dapat menambah sumbangan khazanah dalam ranah ilmu Logistik, baik secara normatif maupun empiris.

Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E., M.Si
Logistics Expert

e-mail/YM/FB/Twitter/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com





Wednesday, October 26, 2011

Perubahan Mindset Pada Fenomena Ayu Rosmalina dan 7-Eleven



Entah kenapa, setiap kali saya melihat Ayu Rosmalina a.k.a Ayu Ting Ting di TV atau mendengar lagu "Alamat Palsu" dinyanyikan, saya malah teringat dengan 7-Eleven yang sekarang biasa dipanggil Sevel.  Sebuah convenience store dari Jepang yang sekarang saya rasakan sedang happening di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Dalam bahasa sederhana, dapatlah dikatakan bahwa "a convenience store (sometimes called a variety store, corner store) is usually a small store or shop that sells items such as: snack foods, tobacco products, newspaper, magazine or fast food".  Meskipun Sevel selaku convenience store ini menjual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan supermarket atau grocery store, tetap saja animo untuk berbelanja tinggi dengan satu resep rahasia.  Apakah resep rahasianya?  I will tell you later.

Pikiran saya melayang ke masa saya masih bersekolah di SMAN 3 Jakarta (saya lulusan tahun 1988) karena ternyata saya dengan teman-teman saya pernah belanja di 7-Eleven di bilangan Pancoran, kira-kira lokasinya dekat sebuah toko buah-buahan.  Suasananya sepi, dengan display yang biasa-biasa saja dan dengan harga yang tidak biasa bagi kantong seorang siswa SMA.

Yak, benar ... 7-Eleven pernah beroperasi di Indonesia beberapa belas tahun lalu dan kurang mendapat sambutan yang hangat sehingga akhirnya memutuskan untuk berhenti beroperasi sebelum akhirnya "come back' dan sukses.  Banyak faktor seperti sepinya pengunjung dan barangkali belum siapnya "mindset" untuk menerima konsep convenience store, meskipun sudah ada Circle K yang lebih dikenal.  Btw, saya sengaja menulis 7-Eleven dan bukan Sevel untuk membedakan antara yang dahulu dan sekarang.

Ternyata pula, kalau saya tidak salah (mudah-mudahan tidak salah), saya pernah melihat performance Ayu Rosmalina a.k.a Ayu Ting Ting beberapa tahun lalu sewaktu teman saya menyanyikan lagu tersebut di sebuah karaoke.  Dan pada saat itu, aura lagu "Alamat Palsu" terdengar biasa-biasa saja, bahkan a little bit boring, I think ...

Di video klip tersebut Ayu Rosmalina berpakaian seperti ibu-ibu dan menyanyi dengan latar belakang rumah dan settingnya latar belakangnya berubah ke sebuah taman dengan buinga-bunga berukuran besar yang kalau tidak salah adalah bunga Dahlia.  Kalau salah bagaimana?  Ya, berarti bukan bunga Dahlia, lah ...

Yak, benar .... lagu "Alamat Palsu" yang sedang happening sekarang ternyata mirip dengan kasus Sevel diatas.  Tidak booming pada awalnya beberapa tahun lalu tapi sekarang menjadi fenomena.  Satu hal yang bisa digarisbawahi adalah Korean fever yang membantu memuluskan perubahan "mindset" untuk menerima Ayu Rosmalina a.k.a Ayu Ting Ting, meskipun sudah ada ribuan pedangdut lainnya yang sedang berjuang untuk terkenal.

Differentiation strategy untuk menjadi berbeda atau unik sebagai competitive advantage memang mumpuni bagi Ayu Rosmalina a.k.a. Ayu Ting Ting dan Sevel.  Teknik repackaging yang dipakai untuk mengganti "kemasan" berfungsi seperti yang diharapkan. "I'll be back!" demikianlah kata Arnold dalam film Terminator.

Bagi Sevel (sekarang saya sebut Sevel untuk identitas reborn-nya), teknik repacking yang dipakai adalah merubah diri dari sebuah convenience store biasa menjadi convenience store dengan restaurant atmosphere.  Sehingga crowd yang ada ditampung dengan meja berpayung (maupun tidak berpayung).  Adalah strategi jitu karena memang ijin yang dipakai oleh Sevel untuk masuk kembali ke Indonesia adalah ijin restaurant.

Bagi Ayu Rosmalina a.k.a. Ayu Ting Ting, teknik repacking yang dipakai adalah memakai outfit atau wearing apparel yang tidak bernuansa "dangdut".  Dengan memakai outfit seperti anak muda yang hendak hang out di Sevel ditambah dengan perubahan warna rambut yang "winter sonata wannabe", semakin memudahkan langkahnya di blantika musik Dangdut tanah air.

Perubahan repacking seperti yang telah disebutkan diatas memang membantu untuk prose spreading, coverage dan penetration ke segmented target market, baik bagi seorang penyanyi Dangdut maupun sebuah bisnis retail.

Dengan bantuan public relation melalui social media terkait, bahkan dibentuk titik-titik opion leader untuk penggiringan public awareness, dapatlah dikatakan telah merupakan kombinasi marketing yang sangat baik.  Bahkan dalam satu adegan di fim "Thor" (salah satu tokoh superhero Marvel yang menjadi anggota The Avengers" dengan senjata andalan Palu dan merupakan anak dari Odin, dewa petir dari tokoh mitologi Nordik), ada adegan toko Sevel meledak akibat pertempuran Thor dengan musuhnya.  Yang menarik adalah lokasi toko tersebut diceritakan di sebuah kota terpencil di tengah gurun pasir Amerika Serikat.  Penasaran?  Tunggu saja filmnya beredar di Indonesia.

OK lah untuk contoh diatas, terus apa hubungannya dengan Logistik?

Saya pikir hal tersebut juga bisa dipakai dalam dunia Logistik.  Sampai sekarang masih banyak orang yang "asing" dan bahkan ada juga yang secara spontan berkomentar, ... "Logistik apaan sih?".

Jika kita asosiasikan analogi serupa terjadi dengan nasib nama "Indonesia" yang kurang terkenal dibandingkan dengan "Bali", maka pertanyaan baliknya adalah kenapa orang Indonesia tidak lebih gigih lagi mempromosikan "Indonesia" ke dunia luar.

Hal yang sama juga berlaku di dunia Logistik.  Dalam bahasa terus terangnya adalah jika sampai saat ini orang kebanyakan masih "asing" bahkan dengan kata Logistik, maka tentu saja pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas tragedi ini adalah para pelaku Logistik itu sendiri.

Dengan banyak "kemudahan" social media seperti Facebook, Twitter, Blog dan lain sebagainya, yang paling fundamental adalah merubah mindset orang Logistik itu sendiri dahulu untuk mau "meluangkan waktu" mempromosikan Logistik ke seluruh stake holder di Indonesia.

Habis gelap terbitlah terang. Repacking bagi orang Logistik sangatlah diperlukan agar lebih mudah "diterima" sehingga orang yang tadinya tidak tertarik pun menjadi aware bahkan akhirnya mau hang out di Logistics convenience store.  Dari seorang yang berpakaian "ibu-ibu" menjadi seorang berpakaian "in of date" dan menarik perhatian secara masif.

Kalau begitu, untuk apa dan apa untungnya untuk saya, mungkin anda bertanya dalam hati.  Jawabannya adalah untuk membantu merubah mindset yang sudah ada selama ini bahwa Logistik adalah urusan kesekian dari hal yang harus diperhatikan.  Sedangkan untungnya adalah jika mindset sudah berubah maka sangat gampang bagi (misalnya) pemerintah untuk membangun infrastruktur berbasis rel atau hal lainnya yang tentunya sangat membantu pekerjaan maupun kehidupan sehari-sehari.  Siapa yang tidak senang dan setuju jika gara-gara mindset berubah, infrastruktur berikut perangkatnya diperbaiki, sehingga cost menjadi turun.  Bukankah hidup juga menjadi lebih nyaman jika kemacetan berkurang?

Jika krisis ekonomi Indonesia dimulai dari tahun 1998, maka tahun depan kita akan merayakan hari ulang tahun ke 14.  Berarti tinggal 3 tahun lagi diperlukan untuk bisa punya SIM.  Padahal menurut hemat saya, krisis ekonomi Indonesia sebagian besarnya adalah krisis Logistik yang membutuhkan "pengobatan" Logistik, tentunya.

Lantas apa buktinya memakai social media merupakan sarana yang cukup ampuh untuk masalah Logistik.  Buktinya adalah anda sedang membaca tulisan ini.

If mindset already changed, others will follow ...

Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E., M.Si
Logistics Expert

e-mail/YM/FB/Twitter/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com









Sunday, October 23, 2011

Cinta Satu Malam, Aerobik di Minggu Pagi dan Post-Mo Informal Distribution Channel

Di hari Minggu pagi ini tanggal 23 Oktober 2011, entah kenapa, mendadak saya punya keinginan untuk ikut senam aerobik yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan Ritel di dekat rumah saya.  Sebuah terobosan baru untuk saya pribadi yang lebih suka kegiatan alam bebas sebagai olahraga.

Setelah menyaksikan film kartun Batman yang merupakan tokoh favorit saya di salah satu saluran TV swasta, segera saya bergegas menuju lokasi  yang ternyata sudah dipenuhi oleh mereka yang juga berpikiran sama.  Waktu telah menunjukan pukul 6.10 pagi.  Suara musik pun telah terdengar dari kejauhan menyongsong kedatangan saya ke lokasi.

Tak lama melakukan olah gerak aerobik, keringat pun bercucuran sambil berusaha mengikuti gerakan yang dicontohkan instruktur.  Maklum, baru pertama kali ikut.  Gerakan demi gerakan terus dilakukan mengikuti irama house music mulai dari lagu berjudul "Cinta Satu Malam", "Menunggu", "Trouble is a Friend" sampai lagu Sunda yang bahkan saya tidak tahu judulnya.

Seraya berusaha mati-matian mengikuti gerakan instruktur, saya pun merasakan aura positif dari kebanyakan peserta yang ada.  Mayoritas peserta adalah kaum hawa, khususnya para ibu yang dengan berbagai alasan mengikuti acara ini dan tentunya merupakan target market dari perusahaan Ritel tersebut.

Sebagai back ground dari acara senam aerobik ini adalah para peserta disuguhkan dengan pemandangan para staff perusahaan Ritel sedang mempersiapkan diri untuk membuka toko karena memang justru di Minggu pagi ini mereka buka pukul 7 pagi.  Tentunya hal tersebut menjadi hidden advertising tersendiri di hadapan pelanggan maupun calon pelanggan betapa perusahaan Ritel tersebut bahkan telah siap melayani di pagi hari.

Di dalam dunia modern yang chaos, pluralistik serta labil ini, berbagai macam cara ditempuh oleh para pebisnis untuk mengoptimalkan strategi Distribution Channel atau Saluran Distribusi-nya.  Salah satunya adalah menggunakan Post-Modern Informal Distribution Channel using Community Channel seperti ini.

Komunitas yang terbentuk atas inisiatif orang perorang secara bersama, setara dan horisontal memang merupakan tempat ampuh untuk memasarkan diri karena sifat informal tersebut.  Hal ini juga sejalan dengan style orang Indonesia yang suka berkumpul, bersosialisasi atau mengasosiakan diri mereka dengan sesuatu hal yang diyakini, digandrungi atau disukai.

"Anda adalah komunitas yang anda ikuti" memang merupakan salah satu bentuk trend modernitas yang ada.  Jika anda ingin tahu karakter seseorang, lihatlah komunitas yang diikutinya. 

Terus terang juga, dimana lagikah seorang eksekutif muda bergaji puluhan juta rupiah perbulan bisa mengobrol tanpa batas dengan suasana akrab dengan seorang anak SMA kalau bukan di komunitas.

Bahkan komunitas pun bisa menyelamatkan suatu produk tertentu, seperti yang dialami oleh salah satu produsen motor gede (moge) kaliber dunia. Atau bisa menghimpun sesuatu yang diinginkan agar terjadi, misalnya komunitas pencinta Iron Maiden yang sukses mendatangkan band tersebut ke Indonesia.

Sudah jelas tidak ada yang gratis di dunia ini, apalagi bagi pebisnis.  Dengan menyelenggarakan senam aerobik di Minggu pagi ini tentunya ada biaya atau cost yang harus dikeluarkan, seperti honor instruktur misalnya.  In return, tentunya mereka mengharapkan adanya timbal balik, berupa customer loyalty untuk tetap setia menjadi pelanggan (bukan hanya menjadi pembeli) di perusahaan Ritel tersebut.

Kata Ritel sendiri berasal dari bahasa Perancis "ritellier"  yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Dalam contoh sederhana seperti sebuah kue ulang tahun berbentuk bundar untuk kemudian dipotong-potong kecil.  Indonesia dengan penduduk terbanyak nomor 4 di dunia merupakan pasar Ritel yang menjanjikan, baik Ritel Tradisional maupun Ritel Modern.

Tipe persaingan bagi perusahaan Ritel yang cenderung head to head offensive attack memang mengharuskan bagi para pebisnis, bukan hanya perusahaan Ritel, untuk "memelihara" para pelanggannya untuk tidak gampang "ke lain hati".  Hal tersebut juga dikarenakan cost untuk "memelihara" pelanggan lama jauh lebih murah dibandingkan cost untuk "mencari" pelanggan baru.

Dan usaha yang dilakukan oleh perusahaan Ritel tersebut memang telah memenuhi kaidah prinsip Ekonomi, Marketing serta Logistik sekaligus.  Modal minimal, publicity, cost efficiency, CSR serta customer satisfaction yang bermuara kepada positioning perusahaan Ritel tersebut untuk mendukung kekentalan Brand Equity.

Senam aerobik tersebutpun berakhir dengan ucapan terima kasih dari instruktur mewakili perusahaan Ritel sambil menginformasikan kepada para peserta untuk mengambil air mineral gratis.  Merknya?  Sudah tentu air mineral bermerek private label perusahaan Ritel tersebut.


Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E., M.Si
Logistics Expert

e-mail/FB/Twitter: didiet.hidayat@yahoo.com