Thursday, March 7, 2013

Frost & Sullivan Prediksi Industri Logistik Indonesia Tumbuh 14.5% y-o-y di 2013


Tulisan dibawah ini adalah press release dari acara Indonesia Logistics Industry Outlook 2013.


JAKARTA, 6 Maret 2013 - Frost & Sullivan memprediksi industri logistik di Indonesia akan tumbuh sebesar 14,5 persen mencapai Rp 1,634 triliun di tahun 2013 dari estimasi tahun lalu yakni sebesar Rp 1,427 triliun, didorong oleh inisiatif dan pembangunan industri logistik oleh pemerintah, serta pertumbuhan ekonomi yang kuat.  Gopal R, Global Vice President Transportation & Logistics Practice, Frost & Sullivan, mengungkapkan bahwa relokasi dan aliran modal yang kuat diharapkan dapat mendorong kegiatan manufaktur dan meningkatkan permintaan logistik di Indonesia. Ia menambahkan bahwa perdagangan luar negeri untuk Indonesia diperkirakan naik secara moderat sebesar 16,7 persen mencapai US$ 446 miliar di tahun 2013.

“Kegiatan bisnis yang terkait dengan forwarding, pengapalan dan pengangkutan barang melalui
udara baik untuk ekspor maupun impor akan memperoleh keuntungan dari aktivitas perdagangan
luar negeri yang tumbuh secara berkesinambungan,”ujar Gopal. Gopal mengatakan pertumbuhan Investasi Langsung Pihak Asing (FDI) diperkirakan berlanjut di tahun 2013, dengan estimasi nilai investasi sebesar US$42,7 miliar. Ia menambahkan, realisasi Investasi Langsung Pihak Asing dalam sektor transportasi dan penyimpanan mencapai US$ 2,8 miliar di tahun 2012, yang merupakan bagian saham terbesar kedua dari keseluruhan Investasi Langsung Pihak Asing setelah sektor tambang yang bernilai sekitar US$ 4,3 miliar. Aliran Investasi Langsung Pihak Asing yang kuat ke industri tambang akan terus mendorong pertumbuhan industri tersebut dan menawarkan peluang bisnis bagi industri transportasi dan logistik.

Gopal memprediksi pasar transportasi dan logistik di Indonesia dapat tumbuh 14,8 persen CAGR
untuk periode 2013 hingga 2017. “Namun, infrastruktur yang belum memadai akan memperlambat
pertumbuhan tersebut jika hambatan seperti ini terus terjadi di tahun-tahun mendatang”, ujarnya
Konektivitas yang buruk, proses yang cenderung lama dan bertele-tele, serta infrastruktur yang
masih lemah berdampak pada timbulnya masalah dan mahalnya biaya sektor transportasi di
Indonesia. Fasilitasi perdagangan yang ada kebanyakan masih menggunakan sistem tertulis atau ‘paper- based systems’, yang tidak hanya mengurangi efisiensi tetapi juga menambah biaya logistik. Hambatan
lainnya dalam industri transportasi dan logistik di Indonesia terletak pada sering terjadinya
keterlambatan pengiriman sehingga barang yang akan diekspor tidak sampai tepat waktu di kawasan
pelabuhan. Selain itu, pengiriman lokal juga sering kali mengalami keterlambatan.

“Pasar logistik di Indonesia sangat terfragmentasi karena banyaknya pemain di pasar logistik baik
perusahaan kecil maupun menengah, bahkan para pelaku pasar yang besar menghadapi persaingan
yang ketat dari perusahaan-perusahaan tersebut,” ujar Gopal. Pasar yang terfragmentasi ini
mendorong penyedia layanan logistik yang lebih kecil untuk menggunakan strategi penetapan harga
ekonomis daripada memfokuskan layanan mereka pada kualitas dan beragamnya jenis layanan yang
diberikan.

Pergerakan Kargo di Indonesia
Gopal memprediksi total volume kargo yang bergerak melalui laut Indonesia akan meningkat
sebesar 6,1 persen mencapai 1 miliar ton pada tahun 2013 dari tahun 2012 yang mencapai 943,1
juta ton. Ia menambahkan bahwa pelabuhan menguasai 90 persen dari total lalu lintas kargo nonroad di Indonesia. Industri pengapalan Indonesia kemungkinan akan terkena dampak dari melambatnya pertumbuhan global, terutama oleh krisis Eropa dan turunnya permintaan dari China. “Walaupun begitu, industri ini diperkirakan mampu mempertahankan pertumbuhan yang stabil berkat permintaan domestik
yang kuat dan ketersediaan kapal-kapal baru, khususnya untuk industri minyak dan batu bara,” ujar
Gopal.

Gopal mengatakan volume pengiriman barang yang menggunakan kereta api diperkirakan akan naik
sebesar 8 persen mencapai sekitar 25,5 juta ton di tahun 2013 dari tahun 2012 yang mencapai 23,6
juta ton. “Rencana pemerintah untuk mempercepat pembangunan rel ganda Jakarta-Surabaya akan
meningkatkan jumlah kapasitas angkut barang hingga tiga kali lipat karena akan mengurangi beban
jalan serta memangkas biaya dan waktu logistik,” tambah Gopal.

Gopal memprediksi volume pengiriman barang melalui udara akan meningkat sebesar 19,6 persen
mencapai 1,16 juta ton dari 970,000 ton di tahun 2012. “Ada potensi yang signifikan bagi industri
pengiriman barang melalui udara, yaitu dari barang-barang yang musiman yang tidak tahan lama,
dan juga komponen-komponen serta peralatan yang bernilai tinggi,” tambah Gopal.
Gopal juga mengungkapkan bahwa Bandara Soekarno Hatta berkontribusi sebanyak 36,7 persen dari
total pengiriman udara di Indonesia.


Tren-tren utama industri
Gopal mengatakan bahwa ada kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan outsourcing
berbagai macam layanan bernilai tambah di pasar Indonesia. Oleh karena itu, penyedia layanan
logistik harus memfokuskan bisnisnya pada upaya untuk menyediakan layanan yang bernilai tambah
sambil memperkuat layanan yang telah dimilikinya. Para pengguna akhir layanan logistik juga telah mulai beralih ke jaringan pemasok yang telah terintegrasi dengan penyedia layanan profesional. Gopal menambahkan bahwa Indonesia telah bertekad untuk menjadi pemain penting dalam pasar dan perdagangan internasional. Pemerintah Indonesia tengah memfokuskan perhatiannya pada 6 area utama yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan komoditas strategis, mempromosikan kegiatan ekonomi berbiaya rendah dan
memperkuat daya saing bangsa.

Gopal mengatakan ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 akan memperkuat nilai
ekspor bagi negara-negara di kawasan ASEAN.

Ke Depan
Gopal mengatakan penyedia layanan logistik di Indonesia harus mulai menawarkan solusi layanan
logistik yang terspesialisasi untuk industri-industri spesifik seperti Fast-moving consumer goods
(FMCG), konstruksi, service parts, dan tambang dan tidak terpaku pada basis layanan logistik yang
ada dengan layanan bernilai tambah yang telah umum dijumpai.

Jaringan logistik untuk pusat-pusat industri harus dibangun di daerah pinggiran Jakarta untuk
mempermudah akses ke pelabuhan Tanjung Priok karena tingginya tingkat kemacetan di Jakarta
telah berdampak pada panjangnya waktu pemesanan, keterlambatan pengiriman, dan tidak
efisiennya rantai pasokan. Pemerintah Indonesia juga harus mengintegrasikan pusat transportasi – pelabuhan, bandara, terminal, dan pusat-pusat distribusi - dengan jaringan transportasi, serta membangun infrastruktur
bagi industri logistik demi terciptanya proses distribusi yang efisien. “Disamping memperluas pasar, perusahaan-perusahaan logistik Indonesia juga harus memperkuat kapabilitas sumber daya manusianya dengan pegawai-pegawai profesional dan berpengalaman dalam bidang logistik”, tutup Gopal.

About Frost & Sullivan
Frost & Sullivan, the Growth Partnership Company, works in collaboration with clients to leverage visionary
innovation that addresses the global challenges and related growth opportunities that will make or break
today's market participants. Our “Growth Partnership” supports clients by addressing these opportunities and incorporating two key elements driving visionary innovation: The Integrated Value Proposition and The Partnership Infrastructure.

· The Integrated Value Proposition provides support to our clients throughout all phases of their journey to visionary innovation including: research, analysis, strategy, vision, innovation and implementation.
· The Partnership Infrastructure is entirely unique as it constructs the foundation upon which visionary
innovation becomes possible. This includes our 360 degree research, comprehensive industry coverage,
career best practices as well as our global footprint of more than 40 offices.

For more than 50 years, we have been developing growth strategies for the global 1000, emerging businesses,
the public sector and the investment community. Is your organization prepared for the next profound wave of
industry convergence, disruptive technologies, increasing competitive intensity, Mega Trends, breakthrough
best practices, changing customer dynamics and emerging economies?

Media Contacts:
Dewi Nuraini
Sr. Corporate Communications - Indonesia
Phone : +62 21 571 0838
Mobile : +62856 7800 792
Email : dewi.nuraini@frost.com
http://www.facebook.com/pages/Frost-Sullivan/
http://www.linkedin.com/companies/4506
http://www.slideshare.net/FrostandSullivan
http://twitter.com/frost_sullivan
http://twitter.com/FROST_ID