Masak iya sih? ... Begitulah reaksi spontan menanggapi judul
diatas. Ada yang menyangsikan, apriori
bahkan lebih banyak yang menyangsikan bahkan tidak percaya jika menyaksikan,
mendengar atau merasakan pernyataan ini.
Jika anda memang termasuk kelompok seperti diatas, maka silakan anda
telaah lebih lanjut lagi.
Pertama kali ijinkanlah saya menerangkan sedikit tentang
Logistik dan Supply Chain dalam bahasa sederhana di hari ibu, 22 Desember 2011
ini. Adalah Logistik berasal dari Military
Science dan bahkan telah ada semenjak jaman Romawi dahulu. Berasal dari kata “Logis” dan “Thickos” atau
dalam bahasa sederhana dapat dikatakan berpikir secara rasio dengan menggunakan
angka sebagai tolak ukurnya. Dalam
perkembangannya lebih lanjut Logistik tumbuh menjadi bagian dari ilmu Industrial
Engineering dan sekarang ada juga yang menempatkan bagian part of Management.
Logistik yang merupakan bagian dari Supply Chain Management
mempunyai beberapa aktivitas manajemen pokok seperti; Procurement/Pengadaan, Warehousing/Pergudangan,
Inventory /Persediaan, Production/Operasi, Transportasi/Distribusi, Customer
Services/Pelayanan dengan melibatkan flow of goods, flow of information dan
flow of money.
Dalam bahasa saya yang sederhana dapatlah juga dikatakan
bahwa Logistik adalah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana menurunkan cost
tanpa mengurangi kualitas secara efektif dan efisien seperti yang diinginkan
pelanggan. OK, baiklah kita lihat satu persatu aktivitas Logistik yang
dilakukan oleh ibu Rumah Tangga sebagai berikut:
Procurement/Pengadaan:
Aktivitas ini bertanggung jawab akan mencari sourcing raw
material, energy maupun resources lainnya.
Seorang ibu Rumah Tangga dengan sangat terampilnya dapat menerangkan dan
menunjukkan source of resources yang dimaksud.
Mulai dari beli kangkung, wearing apparel, mencari PRT, sekolah anak,
kursus anak, laundry, berurusan dengan tukang sayur tradisional sampai urusan
dengan modern retail.
Bahkan dalam pelaksanaannya, perlu dilakukan survey dan
sampling ke beberapa supplier (bahkan dalam case tertentu semua supplier) untuk
mendapatkan komparison harga dan kualitas.
Meskipun dalam penentuan pemilihan supplier ternyata ditetapkan membeli
dari supplier yang dikunjungi pertama kali.
Hal tersebut terkadang memang membuat frustasi lawan jenisnya – apalagi
yang bukan berasal dari dunia Logistik.
Kepiawain menawar atau bargaining tidaklah diragukan bahkan
didukung oleh body gesture yang seakan-akan tidak membutuhkan supplier yang
bersangkutan dengan melakukan gerakan meninggalkan supplier dengan harapan
dipanggil. Semua dilakukan dalam konsep Logistik, yaitu mencari
resources dengan kualitas terbaik dengan harga terekonomis (baca: terendah)
atau bahkan menerapkan prinsip economic of scale, tentunya dibawah pimpinan Procurement Manager, yaitu
ibu Rumah Tangga.
Warehousing/Pergudangan:
Memangnya ada gudang di rumah? Barangkali selama ini belum terpikir oleh
anda sampai hari ini, tapi ijinkanlah saya memberitahukan anda untuk melihat
kulkas sebagai miniatur sebuah gudang modern.
Di bagian bawah kulkas untuk penempatan Fast Moving and Medium Moving
serta bagian freezernya untuk Cold Chain dan Slow Moving area.
Telah terbagi areal untuk sayur mayur, telur, daging dan
lain sebagainya yang tidak boleh mixture bahkan forbidden. Bayangkan jika Ice Cream Magnum ditaruh
disebelah terasi, maka akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan tentunya. Dengan sekali lirik stock level yang telah
ada di kulkas maupun yang disimpan di tempat lain dapat membuat kegiatan
Procurement kembali diadakan.
Selain kulkas, tentunya masih ada tempat lain yang dijadikan
gudang penyimpanan dan terkadang hanya diketahui olehnya seorang, misalnya
tempat menaruh uang lebihan belanja dari suami. Dapatlah dikatakan bahwa penataan kulkas atau gudang lainnya
berada dibawah pimpinan Warehouse Manager, yaitu Ibu Rumah Tangga.
Inventory/Persediaan:
Aktivitias ini tentunya erat kaitannya dengan ilmu
pergudangan. Dengan memperhatikan stock
level of goods dengan sekali lirik seorang ibu Rumah Tangga dapat langsung
memutuskan kapan waktunya untuk kembali melakukan Procument Activity. Penempatan persediaan dengan kaidah SKU/Stock
Keeping Unit memang telah ‘mendarah daging’ bagi seorang ibu Rumah Tangga. Lihatlah bagaimana seorang ibu Rumah Tangga
membuat urutan yang menakjubkan untuk mematchingkan kombinasi antara sepatu,
tas serta pakaian dengan konsep Life Cycle yang dapat memadukan ketiganya
secara sequent waktu pendek, menengah dan panjang sesuai tuntutan pasar (baca:
suami, anak, arisan, reuni, gosip, nongkrong di mall, dll). Inventory/Persediaan menjadi sesuatu hal yang
dinamis dan tidak membosankan dibawah pimpinan Inventory Manager, yaitu ibu
Rumah Tangga.
Sedikit catatan disini bahwa ada sedikit keengganan dari ibu
Rumah Tangga untuk melakukan proses berikutnya yaitu Disposal alias
pembuangan/penghancuran waste atau used goods.
Untuk hal Disposal, lebih banyak ibu Rumah Tangga yang menerapkan
prinsip anticipation in advance, walaupun contohnya, sepatunya telah out of
date, karena mereka tahu bahwa mode sepatupun mempunyai Life Cycle yang selalu
berulang.
Production/Operasi:
Yang terlintas jika mendengar Production activities adalah
kegiatan manufacturing atau pabrik.
Lantas dimanakah letak pabriknya?
Jawabannya adalah di dapur yang memang merupakan tempat perubahan Raw
Material menjadi Finished Goods sesuai dengan keinginan pelanggan. Kegiatan manufacturing ini tentunya tekait
erat dengan kegiatan Procurement, Warehousing serta Inventory. Umumnya kegiatan Manufacturing ini berkaitan
erat dengan budget yang diterima dari suami.
Input akan menentukan proses. Proses akan menentukan output. Output akan menentukan loyalitas pelanggan
demikianlah kira-kira alur pikir yang dipakai.
Sebagai contoh, nasi goreng enak yang dibuat oleh seorang ibu Rumah Tangga untuk anak dan suaminya akan
menjadi cerita lain, jika garam yang dipakai untuk memproduski nasi goreng
adalah garam Inggris. Berlainan dengan common manufacturing yang memproduksi
finished goods berdasarkan stamping dan dies yang telah ditentukan alias
spesialisasi, kata kunci manufacturing seorang ibu Rumah Tangga sebagai
Production Manager atau Manufacturing adalah differensiasi alias keunikan
selain quality, tentunya. Bagaimana dengan peribahasa nenek moyang kita yang
mengatakan bahwa cinta bisa lahir dari perut?
Transportasi/Distribusi:
Kegiatan memindahkan suatu produk dari point of origin ke
point of destination inipun dilakukan seorang ibu Rumah Tangga dengan memakai beberapa
constraint yang ajaib. Jika anda seorang
laki-laki, bisakah anda membayangkan harus mentransportasikan atau mendistribusikan
diri anda sendiri ke arisan atau melakukan kegiatan Procurement dengan tetap memakai
high heel sementara harus berjuang mendapatkan tempat hanya untuk berdiri di
Busway dengan tetap menjaga keutuhan make up, misalnya.
Antar jemput anak ke sekolah ataupun tempat les
memperlihatkan kepiawan dalam mempergunakan time management. Disisi lain pendistribusian juga memperlihatkan kepakaran
seorang ibu Rumah Tangga sebagai Distribustion Manager untuk membagi porsi gaji
suaminya agar kegiatan Procuremen, Warehousing, Inventory serta Transportasi
atau Distribusi.
Customer Service/Pelayanan:
If it is to be, it is up to Customer. Demikianlah prinsip bisnis sekarang. Customer is the King, as long as they
pay. Demikianlah tambahannya. Prinsip menyenangkan hati pelanggan ini
dengan dasar listening and understanding memang menjadi senjata maut seorang
ibu Rumah Tangga. Empati dan simpati
merupakan kombinasi yang membuat seorang ibu Rumah Tangga mau mendengarkan
curahan hati, baik terprogram maupun colongan dari rekan bicaranya. Bahkan hal inilah yang dapat membuatnya
menangis menyaksikan sinetron Winter Sonata maupun merasakan kegelisahan seorang
Julia Perez menanti restu ibunda. Sebagai contoh lainnya, jika ada seorang bayi rewel di
tengah malam yang dapat menciptakan suasana kurang kondusif, maka solusi
terbaiknya ada di tangan ibu Rumah Tangga.
Siapa yang menguasai informasi dialah yang menguasai
pasar. Siapa yang menguasai pasar dialah
yang menguasai bisnis. Prinsip inilah
yang kemudian diterapkan dengan baik oleh ibu Rumah Tangga. Dengan cepat ibu Rumah Tangga dapat
mendeteksi kegundahan anak-anaknya maupun kecentilan suaminya.
Di sisi lain, kegiatan Customer Service ini memang mempunyai
sisi lain alias gosip alias wanna know urusan orang. Siapakah salah satu barisan yang paling
pertama mendengar bahawa Nikita Willy sedang jalan dengan Miguel atau Ayu Ting
Ting ngebet nikah kalau bukan ibu Rumah Tangga selaku Customer Service Manager.
Other/Tambahan:
Sebagai tambahan dapatlah dikatakan bahwa kegiatan Logistik
mempunyai ciri khas lain, yaitu Demand Forecasting, Safety, Detail dan
Continous Improvement yang dalam bahasa sederhana itu berarti antisipasi apa
yang diinginkan pelanggan, main aman, terperinci dan selalu mengingkan lebih
baik.
Sekumpulan ciri-ciri yang dimiliki oleh seorang ibu Rumah
Tangga – pakar Logistik dan Supply Chain terbaik di dunia. Selamat hari ibu.
Salam Logistik dan Supply Chain,
R. Didiet Rachmat Hidayaqt, A.Md, S.E., M.Si
Logistics Expert
e-Mail/YM/FB/Twitter/Linked-In/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com
Tulisan ini juga di muat di website: http://vibizmanagement.com/column/index/category/quality_management/2414