Tulisan dibawah ini adalah press release dari acara Indonesia Logistics Industry Outlook 2013.
JAKARTA, 6 Maret 2013 - Frost & Sullivan memprediksi industri logistik di Indonesia akan tumbuh sebesar 14,5 persen mencapai Rp 1,634 triliun di tahun 2013 dari estimasi tahun lalu yakni sebesar Rp 1,427 triliun, didorong oleh inisiatif dan pembangunan industri logistik oleh pemerintah, serta pertumbuhan ekonomi yang kuat. Gopal R, Global Vice President Transportation & Logistics Practice, Frost & Sullivan, mengungkapkan bahwa relokasi dan aliran modal yang kuat diharapkan dapat mendorong kegiatan manufaktur dan meningkatkan permintaan logistik di Indonesia. Ia menambahkan bahwa perdagangan luar negeri untuk Indonesia diperkirakan naik secara moderat sebesar 16,7 persen mencapai US$ 446 miliar di tahun 2013.
“Kegiatan bisnis yang terkait dengan forwarding,
pengapalan dan pengangkutan barang melalui
udara baik untuk ekspor maupun impor akan memperoleh keuntungan
dari aktivitas perdagangan
luar negeri yang tumbuh secara berkesinambungan,”ujar
Gopal. Gopal mengatakan pertumbuhan Investasi Langsung Pihak
Asing (FDI) diperkirakan berlanjut di tahun 2013, dengan estimasi nilai investasi sebesar
US$42,7 miliar. Ia menambahkan, realisasi Investasi Langsung Pihak Asing dalam sektor transportasi
dan penyimpanan mencapai US$ 2,8 miliar di tahun 2012, yang merupakan bagian saham terbesar kedua
dari keseluruhan Investasi Langsung Pihak Asing setelah sektor tambang yang bernilai sekitar
US$ 4,3 miliar. Aliran Investasi Langsung Pihak Asing yang kuat ke industri tambang akan terus
mendorong pertumbuhan industri tersebut dan menawarkan peluang bisnis bagi industri transportasi
dan logistik.
Gopal
memprediksi pasar transportasi dan logistik di Indonesia dapat tumbuh 14,8
persen CAGR
untuk
periode 2013 hingga 2017. “Namun, infrastruktur yang belum memadai akan
memperlambat
pertumbuhan
tersebut jika hambatan seperti ini terus terjadi di tahun-tahun mendatang”,
ujarnya
Konektivitas
yang buruk, proses yang cenderung lama dan bertele-tele, serta infrastruktur
yang
masih
lemah berdampak pada timbulnya masalah dan mahalnya biaya sektor transportasi
di
Indonesia. Fasilitasi
perdagangan yang ada kebanyakan masih menggunakan sistem tertulis atau ‘paper- based systems’, yang tidak hanya mengurangi efisiensi tetapi juga
menambah biaya logistik. Hambatan
lainnya
dalam industri transportasi dan logistik di Indonesia terletak pada sering
terjadinya
keterlambatan
pengiriman sehingga barang yang akan diekspor tidak sampai tepat waktu di
kawasan
pelabuhan.
Selain itu, pengiriman lokal juga sering kali mengalami keterlambatan.
“Pasar
logistik di Indonesia sangat terfragmentasi karena banyaknya pemain di pasar
logistik baik
perusahaan
kecil maupun menengah, bahkan para pelaku pasar yang besar menghadapi
persaingan
yang
ketat dari perusahaan-perusahaan tersebut,” ujar Gopal. Pasar yang
terfragmentasi ini
mendorong
penyedia layanan logistik yang lebih kecil untuk menggunakan strategi penetapan
harga
ekonomis
daripada memfokuskan layanan mereka pada kualitas dan beragamnya jenis layanan
yang
diberikan.
Pergerakan Kargo di
Indonesia
Gopal
memprediksi total volume kargo yang bergerak melalui laut Indonesia akan meningkat
sebesar
6,1 persen mencapai 1 miliar ton pada tahun 2013 dari tahun 2012 yang mencapai
943,1
juta
ton. Ia menambahkan bahwa pelabuhan menguasai 90 persen dari total lalu lintas
kargo nonroad di Indonesia. Industri
pengapalan Indonesia kemungkinan akan terkena dampak dari melambatnya
pertumbuhan global,
terutama oleh krisis Eropa dan turunnya permintaan dari China. “Walaupun
begitu, industri ini
diperkirakan mampu mempertahankan pertumbuhan yang stabil berkat permintaan
domestik
yang
kuat dan ketersediaan kapal-kapal baru, khususnya untuk industri minyak dan
batu bara,” ujar
Gopal.
Gopal
mengatakan volume pengiriman barang yang menggunakan kereta api diperkirakan
akan naik
sebesar
8 persen mencapai sekitar 25,5 juta ton di tahun 2013 dari tahun 2012 yang
mencapai 23,6
juta
ton. “Rencana pemerintah untuk mempercepat pembangunan rel ganda
Jakarta-Surabaya akan
meningkatkan
jumlah kapasitas angkut barang hingga tiga kali lipat karena akan mengurangi
beban
jalan
serta memangkas biaya dan waktu logistik,” tambah Gopal.
Gopal
memprediksi volume pengiriman barang melalui udara akan meningkat sebesar 19,6
persen
mencapai
1,16 juta ton dari 970,000 ton di tahun 2012. “Ada potensi yang signifikan bagi
industri
pengiriman
barang melalui udara, yaitu dari barang-barang yang musiman yang tidak tahan
lama,
dan
juga komponen-komponen serta peralatan yang bernilai tinggi,” tambah Gopal.
Gopal
juga mengungkapkan bahwa Bandara Soekarno Hatta berkontribusi sebanyak 36,7
persen dari
total
pengiriman udara di Indonesia.
Tren-tren utama
industri
Gopal
mengatakan bahwa ada kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan outsourcing
berbagai
macam layanan bernilai tambah di pasar Indonesia. Oleh karena itu, penyedia
layanan
logistik
harus memfokuskan bisnisnya pada upaya untuk menyediakan layanan yang bernilai
tambah
sambil
memperkuat layanan yang telah dimilikinya. Para
pengguna akhir layanan logistik juga telah mulai beralih ke jaringan pemasok
yang telah terintegrasi
dengan penyedia layanan profesional. Gopal menambahkan bahwa Indonesia telah bertekad
untuk menjadi pemain penting dalam pasar dan perdagangan internasional.
Pemerintah Indonesia
tengah memfokuskan perhatiannya pada 6 area utama yang bertujuan untuk
memastikan ketersediaan
komoditas strategis, mempromosikan kegiatan ekonomi berbiaya rendah dan
memperkuat
daya saing bangsa.
Gopal
mengatakan ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 akan memperkuat nilai
ekspor
bagi negara-negara di kawasan ASEAN.
Ke Depan
Gopal
mengatakan penyedia layanan logistik di Indonesia harus mulai menawarkan solusi
layanan
logistik
yang terspesialisasi untuk industri-industri spesifik seperti Fast-moving consumer goods
(FMCG),
konstruksi, service parts, dan tambang dan tidak terpaku pada basis layanan
logistik yang
ada
dengan layanan bernilai tambah yang telah umum dijumpai.
Jaringan
logistik untuk pusat-pusat industri harus dibangun di daerah pinggiran Jakarta
untuk
mempermudah
akses ke pelabuhan Tanjung Priok karena tingginya tingkat kemacetan di Jakarta
telah
berdampak pada panjangnya waktu pemesanan, keterlambatan pengiriman, dan tidak
efisiennya
rantai pasokan. Pemerintah
Indonesia juga harus mengintegrasikan pusat transportasi – pelabuhan, bandara, terminal,
dan pusat-pusat distribusi - dengan jaringan transportasi, serta membangun
infrastruktur
bagi
industri logistik demi terciptanya proses distribusi yang efisien. “Disamping
memperluas pasar, perusahaan-perusahaan logistik Indonesia juga harus
memperkuat kapabilitas
sumber daya manusianya dengan pegawai-pegawai profesional dan berpengalaman dalam
bidang logistik”, tutup Gopal.
About Frost & Sullivan
Frost
& Sullivan, the Growth Partnership Company, works in collaboration with
clients to leverage visionary
innovation
that addresses the global challenges and related growth opportunities that will
make or break
today's
market participants. Our “Growth Partnership” supports clients by addressing
these opportunities and incorporating two key elements driving visionary
innovation: The Integrated Value Proposition and The Partnership
Infrastructure.
· The Integrated Value Proposition provides support to our
clients throughout all phases of their journey to visionary innovation
including: research, analysis, strategy, vision, innovation and implementation.
· The Partnership Infrastructure is entirely unique as it
constructs the foundation upon which visionary
innovation
becomes possible. This includes our 360 degree research, comprehensive industry
coverage,
career
best practices as well as our global footprint of more than 40 offices.
For
more than 50 years, we have been developing growth strategies for the global
1000, emerging businesses,
the
public sector and the investment community. Is your organization prepared for
the next profound wave of
industry
convergence, disruptive technologies, increasing competitive intensity, Mega
Trends, breakthrough
best
practices, changing customer dynamics and emerging economies?
Media Contacts:
Dewi
Nuraini
Sr.
Corporate Communications - Indonesia
Phone
: +62 21 571 0838
Mobile
: +62856 7800 792
Email
: dewi.nuraini@frost.com
http://www.facebook.com/pages/Frost-Sullivan/
http://www.linkedin.com/companies/4506
http://www.slideshare.net/FrostandSullivan
http://twitter.com/frost_sullivan
http://twitter.com/FROST_ID