Ada satu hal menarik dalam acara media gathering “Indonesia Logistics Outlook 2012” yang telah diselenggarakan oleh Frost & Sullivan bekerja sama dengan ALI (Asosiasi Logistik Indonesia) pada hari Selasa, 17 Januari 2012 di hotel Inter Continental Jakarta bahwa strategi dalam menghadapi Pasar Bebas SDM Logistik ASEAN yang dimulai tahun 2013 sebagai bagian dari ASEAN Free Trade adalah kita harus menciptakan constraint dan bukan barrier.
Hal ini sebaiknya menjadi langkah nyata dalam pelaksanaan di
Indonesia dengan mengambil contoh sebagai berikut, andaikan para professional
asing (baca: WNA) juga diharuskan mempunyai keahlian semacam “TOEFL” untuk
penguasaan bahasa Indonesia sebagai syarat untuk bekerja di Indonesia. Dengan didasarkan bahwa orang Indonesia juga
“diwajibkan” untuk memiliki semacam “TOEFL” dalam hal penguasaan bahasa
Inggris. So, why not?
Saya bisa bayangkan betapa banyaknya animo orang asing
belajar bahasa Indonesia jika dijadikan sebagai salah satu persyaratan – dan
tentunya kita juga harus belajar bahasa Inggris sebagai penyeimbang – akan membuat
orang Indonesia juga merasa “dilibatkan” dalam berbisnis dan bukan hanya
sebagai pendengar yang ‘baik’.
Merupakan suatu ide juga jika kita berhadapan dengan orang asing, maka
kita berkomunikasi dengan menggunakan bahasa kebalikannya, alias orang asing
itu dipersilakan berbicara dalam bahasa Indonesia sementara kita merespon
dengan bahasa Inggris.
Sebagai langkah awal, dapat dilakukan dengan membuat
bilingual segala macam rambu/instruksi/perintah/marka/slogan/jargon sehingga
membuat orang kita terbiasa dengan bahasa Inggris. Di sisi lain, bukan hanya bisnis Logistik
yang akan menjadi lebih baik, tapi bisnis lainnya seperti Pariwisata, Pertanian,
Pendidikan dan lainnya. Bukankah suatu
kenyataan jika sampai hari ini masih ada orang di belahan dunia lainnya yang
masih belum pernah mendengar ada suatu negara bernama Indonesia.
Alangkah baiknya jika kita semua dapat membayangkan, melihat
bahkan mendengarkan jika orang kita berhasil “mengekspor” diri mereka sendiri
sebagai top eksekutif bahkan pengusaha sukses di manca negara dan bukan hanya
sebagai tenaga kerja informal saja.
Sehingga kita penuhi belahan dunia ini dengan orang Indonesia, bahasa
Indonesia serta kebudayaan Indonesia.
Tentunya orang Indonesia juga harus menyadari bahwa
penguasaan bahasa Inggris yang baik dan memenuhi persyaratan untuk bisnis akan
memberikan ‘kekuatan’ bagi kita sendiri sebagai ‘bargaining power’ untuk menjadi
tuan rumah di rumah sendiri, tentunya kemampuan berbahasa asing seperti bahasa
Mandarin, Arab, Jepang, Korea dan lainnya sangatlah tidak bisa dikesampingkan. Tidak ada usia yang terlalu tua untuk
belajar.
Selain kemampuan berbahasa Inggris (dan bahasa lainnya),
tentunya kemampuan untuk lebih memahami apa itu Logistik dan Supply Chain
secara konseptual dan praktikal juga sangat diperlukan baik untuk sisi
akademisi maupun praktisi. Contoh nyata
adalah pengetahuan mengenai Multimoda yang mengharuskan seorang untuk memahami
tipikal lebih dari satu moda pengangkutan.
Sebelum kita membicarakan lebih jauh tentang Multimoda, marilah kita
melihat satu kondisi standar yang ada di masyarakat kita umumnya, yaitu “Logistik
itu apaan sih?”
Adalah salah satu pekerjaan rumah kita bersama untuk
memberantas “buta huruf Logistik” dengan program kejar paket A, B bahkan C ala
Logistik berupa sosialisasi melalui media online maupun offline, gathering,
konferensi, expo bahkan sampai mempunyai lulusan Diploma maupun Sarjana
Logistik dan dilengkapi dengan kualifikasi sertifikasi Ahli Logistik seperti
yang telah dirintis oleh Asosiasi Logistik Indonesia dengan Sembada Pratama –
The 1st School of Supply Chain and Logistics in Indonesia pada tanggal 10 bulan
10 tahun 2010 di pukul 10 pagi lewat 10 menit.
Satu hal yang mencolok dari kita adalah ketidakmauan kita
untuk berintegrasi atau sinergi dengan memakai prinsip nenek moyang kita yakni
prinsip ‘sapu lidi’. Seakan lautan yang
membentang itu menjadi penghalang dan bukan penyatu. Untuk itulah mindset yang ingin dikemukakan
dalam Logistik adalah Maritime Based Logistics, tentunya dengan peran serta
semua stakeholder yang terlibat tanpa terkecuali. Perasaan tersisihkan oleh peranan Maritime sebagai
backbone janganlah pernah ada, karena kalau perasaan itu masih ada terdapat
jalan keluar yang lain, yaitu kita uruk semua lautan di Indonesia menjadi
daratan dan masalahpun selesai. Jadi
kita bisa jalan kaki dari Bekasi Jawa Barat ke Menado di Sulawesi Utara.
Betapa Indonesia yang notabene seharusnya menjadi negara
Maritim terbesar di dunia malah mengimpor ikan atau hasil laut dari luar. Kekurangan di bidang Cold Chain memang sangat
telak membuat kita serba salah, mirip seperti tokoh penjual ikan Odralfabeti
dan istrinya Telosubmarine dalam komik Asterix dan Obelix yang ‘ngotot’
mengimpor ikan dari luar desa Galia meskipun di depan desa mereka ada lautan
lepas. Dengan manisnya penulis komik ini
terkadang menggambarkan betapa sering terjadi keributan di desa Galia tersebut
yang berawal dari depan toko ikan tersebut.
Seperti itulah kira-kira gambaran yang terjadi di Indonesia.
Indonesia dengan tingkat pertumbuhan ekonomi di 2011 sebesar
3,5% dengan tingkat inflasi 2,7% merupakan ladang emas yang menggiurkan di
tengah kelesuan ekonomi dunia, khususnya di Eropa dan Amerika. Ibarat bunga desa yang cantik jelita yang
menjadi idaman laki-laki, baik yang belum maupun yang sudah beristri.
Laki-laki normal mana yang tidak menginginkan pasangan yang tidak menjemukan dipandang, menyenangkan
sebagai teman bicara - baik pembicaraan biasa maupun curcol – membanggakan untuk
diperkenalkan. Kira-kira seperti itulah
yang diinginkan oleh insan Logistik Indonesia yaitu mempunyai Logistik yang
seksi. Terus apa yang akan diperoleh
oleh insan non Logistik Indonesia jika Logistik seksi? Jawabnya produk yang berkualitas dengan harga
terjangkau serta distribusi yang merata.
Jika diijinkan, saya melihat Logistik sebagai suatu sisi
yang berjenis kelamin perempuan – tanpa bermaksud gender - sehingga dapatlah
kita mendengar maupun membayangkan Logistik sebagai Putri Indonesia yang baik
hati dan tidak sombong, harapan nusa bangsa serta pasangannya maupun
anak-anaknya.
Teringat saya akan lagu nasional kita yang berbunyi ... “Ku
lihat ibu pertiwi sedang bersusah hati, Air matamu berlinang. Mas intanmu terkenang. Hutan gunung
sawah lautan. Simpanan kekayaan ... “ Nah, salah
satu obat mujarab untuk memulihkan mood ibu pertiwi adalah Logistik, tentunya
dengan integrasi seluruh stakeholder terkait.
Dan bukankah surga berada di telapak kaki ibu?
Salam Logistik dan Supply Chain,
R.
Didiet Rachmat Hidayat, A.Md, S.E, M.Si, CSLP
Pemerhati Logistik
e-mail/YM/FB/Twitter/Linked
In/Skype: didiet.hidayat@yahoo.com
Asosiasi Logistik Indonesia [ALI]:
"Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di bidang profesi
Supply Chain dan Logistik, serta menjadi wadah komunikasi bisnis dan industri
untuk bidang Supply Chain dan Logistik di Indonesia"
Website: www.ali.web.id
e-mail: secretariat@ali.web.id
PS:
Dibawah ini adalah press release yang dikeluarkan di acara
Logistics Outlook 2012:
Frost & Sullivan: Industri
Logistik Indonesia
Akan Tumbuh Dua Digit di 2012
~ Retail/Barang
Konsumsi Harian dan Jasa Logistik Suku Cadang
akan menjadi area fokus pertumbuhan ~
Jakarta, 17 Januari, 2012 –
Frost & Sullivan memprediksi industri logistik Indonesia akan tumbuh
sebesar 14.2 persen hingga Rp. 1,408 triliun (US$153.54 miliar) pada 2012
dibandingkan dengan prediksi tahun lalu sebesar Rp. 1,233 triliun (US$134.46
miliar), berkat kuatnya pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh tingginya
konsumsi domestik.
Gopal R, Vice President,
Transportation & Logistics Practice, Frost & Sullivan Asia Pasifik
mengatakan bahwa relokasi dan derasnya aliran modal diperkirakan akan mendorong
kegiatan manufaktur di Indonesia dan meningkatkan permintaan logistik.
Ia menambahkan bahwa perdagangan
eksternal Indonesia diharapkan akan tumbuh 32.5 persen mencapai US$514.2 miliar
pada tahun 2012.
“Bisnis yang terkait dengan forwarding
ekspor/impor, pengiriman dan pengangkutan udara akan tetap kuat berkat
kegiatan perdagangan eksternal yang berkelanjutan. Pertumbuhan penanaman modal
asing (PMA) diharapkan akan berlanjut pada 2012 dengan perkiraan nilai sebesar
US$21.5 miliar,” ungkap Gopal
Ia menambahkan hingga September 2011
realisasi PMA pada sektor transportasi dan pergudangan mencapai US 2.2 millar,
yang merupakan penyumbang PMA kedua terbesar setelah sektor pertambangan.
Ia mengungkapkan bahwa kuatnya aliran
PMA di industri pertambangan diperkirakan akan mendorong pertumbuhan industri
dan menawarkan potensi bisnis bagi sektor transportasi dan logistik.
Industri transportasi dan logistik
Indonesia diprediksi akan tumbuh sebesar 14.7 persen CAGR pada 2011-2016
mencapai Rp. 2,442 triliun (US$266.3 miliar) di tahun 2016, Gopal mengatakan
“Namun demikian, infrastrukur yang kurang berkembang akan memperlambat
pertumbuhan jika hambatan tersebut tetap ada di tahun-tahun mendatang.”
Perkembangan Kargo di Indonesia
Gopal memprediksi bahwa volume total
kargo bergerak melalui laut Indonesia akan meningkat sebesar 5.8 persen
mencapai 943.1 juta ton pada tahun 2012 dibandingkan dengan 891.5 juta ton di
tahun 2011.
Ia mengatakan bahwa industri
pengiriman dipengaruhi oleh kelebihan kapasitas dan rendahnya tarif pada rute
jarak jauh Trans-Pasifik dan Asia-Eropa. “Namun, pertumbuhannya diperkirakan
akan tetap stabil karena didorong oleh permintaan dari perdagangan
intra-ASEAN.”
Gopal mengatakan bahwa operator
pelayaran Indonesia menguasai pasar lokal berkat dikeluarkannya kebijakan yang
mewajibkan transportasi domestik untuk menggunakan kapal berbendera Indonesia.
Walau demikian, pelayaran impor dan ekspor masih didominasi oleh operator
asing.
Gopal memprediksi kereta api barang
akan direvitalisasi seiring dengan meningkatnya permintaan akan komoditas
Indonesia. Ia memprediksi bahwa volume kargo melalui kereta api akan meningkat
hingga 20.4 juta ton pada 2012 dibandingkan dengan 19.7 juta di tahun 2011.
“Kargo yang diangkut melalui jalur
kereta api di Jawa sebagian besar terdiri dari bahan bakar minyak, pupuk,
semen, batubara dan kontainer. Barang yang umumnya diangkut di wilayah Sumatera
Selatan dan Sumatera Barat adalah batubara, sementara dari Sumatera Utara
adalah minyak sawit mentah, “ ungkapnya.
Gopal menambahkan bahwa volume kargo
melalui jalur kereta api meningkat sebesar 3.6 persen pada 10 bulan pertama
hingga bulan Oktober 2011 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ia
mengungkapkan bahwa saat ini, jaringan kereta di Indonesia belum berkembang dan
dikelola dengan baik dan kekurangan investasi.
Gopal memprediksi volume kargo
melalui udara akan tumbuh 5.7 persen menjadi 920,000 ton pada tahun 2012. Ia
mengatakan bahwa perluasan fasilitas dan kapasitas bandar udara Indonesia dapat
meningkatkan pasar kargo udara Indonesia.
Ia mengungkapkan bahwa empat bandar
udara utama di Indonesia - Soekarno-Hatta, Juanda, Ngurah Rai dan Polonia –
menyumbang sebesar 47.2 persen dari total kargo udara selama tahun 2011. Ia
menambahkan bahwa Bandar udara Soekarno Hatta menyumbang sebesar 36 persen dari
total volume kargo udara di Indonesia.
Tren Industri Utama
Gopal mengatakan terdapat permintaan
yang lebih tinggi terhadap berbagai layanan nilai tambah dimana hal ini menjadi
area pertumbuhan industri logistik di Indonesia pada 2012. “Penyedia jasa
logistik harus meningkatkan layanan nilai tambah sembari memperkuat layanan
perantara mereka,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kualitas dan
reabilitas pelayanan merupakan prioritas utama yang diperhatikan konsumen
ketika memilih penyedia jasa logistik. “End user beralih ke jaringan
pasokan yang terintegrasi melalui penyedia jasa profesional,” katanya.
Gopal mengatakan bahwa pasar
transportasi dan logistik diharapkan akan mengalami pertumbuhan pesat, didorong
oleh berkembangnya ekonomi Asia. Ia menambahkan bahwa komoditi ekspor utama
Indonesia meliputi minyak & gas, minyak sawit mentah, batubara, peralatan
rumah tangga dan tekstil.
Ia memperkirakan retail/barang konsumsi
harian (fast moving consumer goods) dan jasa logistik suku cadang akan
menjadi area pertumbuhan sektor logistik di Indonesia.
“Dengan populasi lebih dari 230 juta
dan wilayah geografis yang luas, permintaan akan distribusi retail/ barang
konsumsi harian di seluruh penjuru Indonesia menawarkan pasar yang luas bagi
sektor logistik,” Ungkap Gopal.
Ia menyarankan agar para penyedia
layanan logistik untuk memasuki pasar yang menjanjikan dengan menawarkan
layanan jasa distribusi end-to-end dari mulai arus barang masuk sampai
ke pergudangan barang jadi, pengelolaan inventaris, inspeksi, penanganan
pengembalian dan pengiriman nasional.
Gopal mengatakan bahwa pasar suku
cadang merupakan segmen yang paling cepat berkembang di Indonesia. Ia
menambahkan bahwa layanan antar suku cadang merupakan hal yang krusial bagi
para produsen, terutama dalam industri mesin, otomotif dan elektronik. Ia
mengungkapkan bahwa para penyedia jasa logistik internasional telah
berinvestasi dan berkomitmen untuk menambah layanan yang mereka tawarkan dalam
logistik suku cadang.
Kedepan
Gopal mengatakan bahwa para penyedia
layanan logistik di Indonesia sebaiknya beralih dengan menawarkan solusi
logistik khusus untuk industri spesifik, seperti barang konsumsi harian,
konstruksi suku cadang, dan pertambangan, dibandingkan dengan jasa logistik
umum yang ada saat ini.
Ia menambahkan bahwa jaringan
logistik pusat industri harus dikembangkan di daerah luar Jakarta untuk
meningkatkan akses ke pelabuhan Tanjung Priok di mana hambatan arus lalu lintas
yang tinggi di Jakarta berakibat pada waktu tempuh yang lebih lama, penundaan
pengiriman dan inefisiensi rantai pasokan.
Pemerintah
Indonesia juga sebaiknya mengintegrasikan pusat-pusat transportasi – pelabuhan
laut, bandar udara, terminal dan pusat – pusat distribusi – dengan jaringan
transportasi dan mengembangkan infrasuktur logistik yang terbaik demi efisiensi
Pertumbuhan Bisnis (Growth
Partnership) akan membantu para pemimpin perusahaan dan timnya dengan hasil
penelitian yang akurat dan model praktek terbaik yang mendorong penciptaan,
peninjauan dan implementasi dari strategi pertumbuhan usaha yang teruji.
Frost & Sullivan memiliki
pengalaman lebih dari 50 tahun dalam hal bekerjasama dengan 1000 perusahaan
terbaik di dunia, bisnis baru yang sedang berkembang dan juga dengan komunitas
investasi dari 40 kantor di enam benua. Untuk bergabung dengan Pertumbuhan
Kemitraan kami, silakan kunjungi http://www.frost.com
MEDIA CONTACT
Dewi Nuraini Corporate Communications – Indonesia
Phone : +62 21 571 0838
Mobile : +62 856 7800 792
BB Pin : 25886c1c Email : dewi.nuraini@frost.com
http://www.facebook.com/pages/Frost-Sullivan/
http://www.linkedin.com/companies/4506
http://www.slideshare.net/FrostandSullivan
http://twitter.com/frost_sullivan
http://twitter.com/FROST_ID